Ahad 08 Nov 2015 03:03 WIB

PBB Peringatkan Inggris Perhatikan Pengungsi di Musim Dingin

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Indira Rezkisari
Pengungsi asal Irak, Jamal, membawa makanan melewati kamp pengungsian yang basah tanahnya akibatnya cuaca dingin di penghujung tahun di Calais, bagian utara Prancis, akhir bulan Oktober 2015.
Foto: Reuters
Pengungsi asal Irak, Jamal, membawa makanan melewati kamp pengungsian yang basah tanahnya akibatnya cuaca dingin di penghujung tahun di Calais, bagian utara Prancis, akhir bulan Oktober 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan Perdana Menteri Inggris David Cameron agar memperhatikan nasib pengungsi Timur Tengah saat musim dingin tiba. Inggris harus mengambil tindakan untuk menyelematkan nasib pengungsi.

Mantan Jaksa Agung dari Irlandia dan Ketua London School of Economic, Peter Sutherland  mengatakan, nasib pengungsi merupakan persoalan tatanan kehidupan masyarakat. Kondisi ini merupakan tantangan.

“Ini bukan masalah sementara. In tantangan moral masyarakat tatanan hidup,” ujar Peter, seperti dilansir The Guardian, Ahad (8/11).

Peter menambahkan, Inggris diharapkan tidak membiarkan pengungsi terkatung-katung di musim dingin di perbatasan. Menurut Peter, anak-anak pengungsi jangan sampai dibiarkan di tenda-tenda pengungsian.

Lebih dari tiga juta pengungsi diperkirakan akan memasuki Eropa pada akhir tahun. Persoalan kemanusiaan yang ada di depan mata tersebut, menurut Peter, para pemimpin Eropa tidak bisa lepas tangan.

Seperti diketahui, tahun ini 700 ribu pengungsi datang ke Eropa mencari perlindungan atau pekerjaan. Mereka terpaksa mengungsi karena kondisi di negaranya yang tidak menentu.

Inggris telah berjanji menampung sebagian pengungsi.  “Kami memiliki tiga alternatif. Satu, kita mengirim mereka kembali. Kedua, kita tidak memperdulikan mereka. Membiarkan mereka tinggal di kamp-kamp tidak sehar. Ketiga, kita menyambut mereka,” kata Peter.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement