REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengecam majalah satire Prancis, Charlie Hebdo karena mempublikasikan kartun terkait tragedi pesawat jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu (7/10). Majalah yang mendunia pascapublikasi kartun Nabi Muhammad itu merilis dua kartun pasca kecelakaan Airbus A321.
Salah satu kartun menggambarkan puing dan bagian badan pesawat jatuh menimpa militan ISIS. "ISIS: Pesawat Rusia sedang mengintensifkan pembombardiran," tulis Charlie Hebdo pada caption merujuk pada operasi serangan udara Rusia di Suriah.
Satu kartun lagi menggambarkan sebuah tengkorak berkacamata dan puing pesawat sebagai latar belakang. "Bahaya maskapai biaya rendah Rusia," tertulis sebagai caption. Kedua kartun ini dikecam Rusia.
Seorang juru bicara Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan kartun-kartun tersebut tidak dapat diterima. "Ini tidak ada hubungannya dengan demokrasi atau kebebasan berekspresi, ini pelanggaran terhadap yang dianggap keramat," kata dia.
Meski demikian, Moskow tidak berencana untuk menuntut mereka secara resmi. Kepala editor Charlie Hebdo, Gerard Biard mengkritik argumen Kremlin. Ia menyebut Rusia tidak menghargai kebebasan berekspresi.
"Komentar mereka absurb. Apa kami tiba boleh lagi berkomentar terkait sebuah berita dengan cara yang beda? atau kami tidak boleh berkata apa-apa selain sedih? Jika begitu, ini masalah kebebasan berekpresi," kata Gerard.
Kartun-kartun tersebut dirilis pada edisi Rabu dan tidak mendapat banyak perhatian bagi media Prancis. Kecelakaan pesawat Rusia Airbus A321 di semenanjung Sinai telah menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat sebanyak 224 orang.