REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kelompok musik "rock" Eagles of Death Metal (EODM), saksi penembakan terhadap penonton pergelaran mereka di Paris, Jumat, menyatakan akan mempersingkat lawatan mereka di Eropa.
Kelompok asal Kalifornia, AS, itu sedang memromosikan album keempat mereka saat terjebak dalam gerakan sekelompok pria bersenjata, yang menembaki kerumuman penonton, yang memadati gedung pertunjukan Bataclan.
Gedung Bataclan adalah salah satu pusat pertunjukan seni terkenal di Paris dan menjadi target serangan teroris saat sedang melangsungkan pertunjukan.
Presiden Prancis Francois Hollande yang sedang menyaksikan pertandingan persahabatan antara tuan rumah Perancis dan Jerman di Stade de France, langsung menyatakan Prancis dalam keadaan darurat.
Sebelum pertunjukan, para personil EODM menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda sebelumnya bahwa mereka akan menyaksikan sebuah tragedi terburuk dalam sejarah Perancis.
Grup dibentuk pada 1990-an oleh dua sahabat Jesse Hughes dan Josh Homme dan hanya berdua yang menjadi anggota tetap.
Jo Ellen Hughes, ibunda Jesse kepada Reuters yang menemuinya di rumahnya di Palm Desert, Kalifornia, 125km timur Los Angeles, mengakui bahwa ia sudah berbicara dengan putranya melalui telpon, dan Jesse sangat sedih dan terguncang.
Ibu Hughes juga mengatakan dia yakin grup tersebut sudah menyelesaikan pertunjukan ketika serangan membabi buta itu terjadi, namun dia tidak mendapatkan informasi lebil rinci, kecuali para musisi tersebut mendapat perlindungan petugas keamanan.
Seseorang dekat dengan grup tersebut menyatakan bahwa sedang tampil saat serangan terjadi.
Jennifer Ballantyne, humas Universisal Music Enterprises melalui surat elektronik mengatakan bahwa Homme tidak berada di Paris bersama grupnya pada Jumat.
Ketidak hadirannya bukanlah hal yang aneh karena Homme memang menangani banyak pertunjukan musik kelompok lain.
Menurut Ballantyne, anggota grup EODM lainnya, yaitu gitaris sekaligus vokalis Eden Galindo, dilaporkan selamat dari musibah dan tidak sedang berada di dalam gedung.
Sebuah pernyataan di akun Facebook yang ditautkan dengan EODM menyatakan, "Kami masih berusaha untuk memastikan keamanan band dan kru kami. Pikiran kami ada bersama dengan semua orang yang menghadapi situasi ragis ini."
Menurut laporan awal, Bataclan diyakini diserang oleh dua atau tiga orang bersenjata, meneriakkan slogan-slogan yang mengutuk peran Prancis di Suriah.