REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pelaku penyerangan di museum Louvre akhirnya buka mulut soal motif aksinya, Selasa (8/2). Ia ditangkap hari kejadian pada Jumat namun menolak bicara.
Menurut pengakuannya, Abdullah Reda al-Hamahny hanya ingin merusak lukisan dan membalas dendam atas orang-orang Suriah. Ia membawa cat semprot di tas punggungnya untuk melancarkan aksi.
Ia ingin merusak lukisan di museum terkenal dunia tersebut sebagai pesan. "Pelaku mengatakan ingin membalas dendam untuk orang-orang Suriah," kata sumber penyelidikan anonim.
Hamahmy ditembak beberapa kali saat insiden. Ia juga menyerang tentara dan petugas keamanan sambil berteriak ''Allahu Akbar''. Sejak saat itu Presiden Prancis, Francois Hollande menyebutnya serangan teroris.
Hamahmy dibawa ke rumah sakit pascainsiden. Menurut kepolisian, kondisi kesehatannya terus memburuk. Polisi tidak menjelaskan lebih lanjut, dilansir laman Reuters.