REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Tersangka kasus serangan di Museum Louvre, Paris, Prancis menolak untuk berbicara kepada penyidik. Ia yang bernama Abdullah Hamamy itu memilih untuk diam dalam interogasi pertamanya di rumah sakit.
Pria berusia 29 tahun itu melakukan serangan sejumlah tentara yang berjaga di salah satu objek wisata terkenal di Paris. Dengan menggunakan dua parang, Hamamy mencoba melukai petugas.
Untuk menahan serangan, tersangka kemudian ditembak di bagian perut. Dalam kondisi luka, pria yang diketahui berasal dari Mesir itu dibawa ke rumah sakit dan hingga kini masih mendapat perawatan. "Interogasi pertama kami lakukan sejak serangan yang dilakukan Jumat (3/2) lalu tapi ia menolak untuk berbicara sepatah katapun dengan penyelidik," ujar keterangan sebuah sumber Kejaksaan Prancis dilansir BBC, Senin (6/2).
Kepolisian juga melakukan penyelidikan dengan memeriksa jejaring sosial Hamamy. Terdapat dugaan bahwa ia terkait dengan kelompok teroris.
Namun, Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan masih meragukan dugaan tersebut. Hamamy dilaporkan merupakan seorang turis yang datang ke Prancis setelah memperoleh visa di Dubai, Uni Emirat Arab.