Senin 16 Nov 2015 11:43 WIB
Serangan teror Paris

Usai Serangan Paris, Inggris Sewa 2.000 Mata-Mata Baru

Rep: C25/ Red: Erik Purnama Putra
Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Inggris David Cameron.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jumlah mata-mata yang dimiliki Inggris akan meningkat sekitar 15 persen. Jumlah itu naik setelah negara tersebut menyewa 2.000 mata-mata baru. Langkah itu akan menjadi ekspansi terbesar dari jasa keamanan, sejak serangan teror di London pada Juli 2005.

Dilansir dari The Telegraph, Senin (16/11), Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, ada tambahan 2.000 mata-mata yang akan dipekerjakan di MI5, MI6 dan GCHQ. Tambahan itu dimaksudkan untuk melawan orang-orang yang dianggap akan menghancurkan martabat Inggris lewat serangan teror.

Cameron juga mengungkapkan, anggaran untuk keamanan di bandara asing atau internasional akan ditingkatkan dua kali lipat, menjadi 18 juta poundsterling atau sekitar Rp 376 miliar. (Baca: Serangan Paris, Donald Trump Malah Salahkan Prancis)

Dia menerangkan, badan intelijen akan bekerja sepanjang hari di belakang layar, sebagai pengamanan atas ancaman yang telah berkembang.

Meski mengaku banyak hal yang tidak dapat dibicarakan, ia menekankan upaya berani yang mereka tentukan akan memungkinkan mereka dapat menjalani kehidupan sehari-hari. "Ini adalah perjuangan generasi yang menuntut kami menyediakan tenaga kerja lebih untuk memerangi orang-orang yang akan menghancurkan kita dan martabat kita," kata Cameron.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement