Ahad 22 Nov 2015 06:30 WIB

Ilmuwan Duga Perubahan Iklim Berdampak Serius pada Burung

Rep: C34/ Red: Winda Destiana Putri
Burung berkicau
Burung berkicau

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa burung cukup terganggu dengan perubahan iklim.

Namun, sebuah studi baru yang mempelajari selusin spesies burung yang terdampak perubahan iklim di Western Cape menunjukkan adanya sejumlah kasus kesehatan yang lebih kompleks dan serius.

Studi tersebut disusun oleh para ilmuwan dari Percy Fitzpatrick Institute di University of Cape Town dan Nelson Mandela Metropolitan University.

Hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam Konservasi Fisiologi itu memaparkan sejumlah kemungkinan mengapa burung rawan terkena dampak negatif perubahan iklim buatan manusia.

Mereka menyatakan argumen kontra dari kondisi yang selama ini dianggap lumrah: bahwa burung hanya merasa kepanasan akibat perubahan iklim. Faktor utama yang mengubah perilaku dan kondisi kesehatan burung juga bukanlah sebatas hilangnya habitat alami akibat perubahan cuaca.

Kebakaran hutan atau pola curah hujan tak tetap yang menyebabkan perilaku burung berubah juga bisa melatarbelakangi turunnya tingkat kesehatan burung. Studi yang dilakukan tersebut di antaranya meneliti beberapa spesies burung terkenal seperti Malachite Sunbird dan Familiar Chat.

Peneliti utama studi, Susie Cunningham, mengatakan bahwa manusia harus memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana perubahan iklim mempengaruhi sejumlah jenis burung. Strategi konservasi juga harus dikembangkan untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup para burung.

Susie berujar, pihaknya mengetahui bahwa perubahan iklim sangat terkait dengan fluktuasi jumlah dan distribusi spesies. Namun, ia tidak selalu tahu persis bagaimana atau mengapa hal itu terjadi.

"Kita perlu mencari tahu faktor sesungguhnya yang menyebabkan penurunan kulitas kesehatan burung sebelum dapat mengembangkan langkah-langkah konservasi yang tepat untuk menanggulanginya," kata Cunningham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement