Senin 30 Nov 2015 15:00 WIB

Umat Islam di Sydney Lebih Sering Alami Diskriminasi

Umat Islam melaksanakan shalat idul fitri di daerah Lakemba, Sydney.
Foto:

Namun, 86 persen responden mengakui hubungannya dengan warga non-muslim cukup baik. "Ini menepis anggapan umat Islam sengaja memisahkan diri dari masyarakat luas," katanya.

Dunn menjelaskan umumnya orang Islam di Sydney mengaku relijius dan taat menjalankan ajaran agamanya.

"Relijiusitas ini terkait secara positif dengan rasa memiliki terhadap negara ini. Semakin relijius maka semakin tinggi rasa memilikinya terhadap Australia," katanya.

Dijelaskan isu utama umat Islam di Sydney adalah menyangkut pendidikan dan lapangan pekerjaan. "Isu ini memang menjadi kekhawatiran kebanyakan warga Australia," katanya.

Sebanyak 90 persen responden menyatakan ingin agar anak-anak mereka diterima sepenuhnya sebagai warga Australia sama seperti yang lain. Laporan survei dipaparkan dalam sebuah konferensi yang berlangsung di Parramatta, Senin (30/11).

Pembicara utama konferensi itu adalah Prof John Esposito dari Georgetown University, yang juga pendiri Prince Alwaleed Bin Talal Center for Muslim-Christian Understanding. Menurut dia, diskriminasi bisa menjadi penyebab generasi muda Islam semakin rawan terhadap radikalisasi.

"Satu hal yang mendorong terjadi generasi muda teralienasi adalah sikap anti-Muslim, anti-Islam, tindakan kebencian, serangan terhadap masjid," katanya.

"Namun terutama juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah negara-negara barat," kata Prof Esposito.

(Baca: Uni Eropa Gelontorkan 3,2 Miliar Dolar Bagi Pengungsi di Turki)

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-11-30/umat-islam-di-sydney-lebih-sering-alami-diskriminasi/1520266
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement