REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron mengaku ingin adanya pelatihan tentara Inggris perempuan untuk bertempur di garis depan pada 2016 mendatang. Ia telah memnta Kementerian Pertahanan untuk siap mengirim perempuan di medan pertempuran pada akhir tahun depan. Hal ini muncul setelah Amerika Serikat mengumumkan bulan ini militernya akan membuka semua posisi, termasuk peran tempur di garis depan untuk perempuan.
"Sekretaris Pertahanan (Michael Fallon) dan aku bersatu dalam keinginan melihat semua peran dalam angkatan bersenjata kita terbuka untuk perempuan di 2016," ujar Cameron kepada the Sunday Telegraph, Ahad (20/12).
Pasukan perempuan membentuk sekitar 10 persen dari angkatan bersenjata Inggris. Perempuan saat ini dilarang berada di medan tempur namun Fallon menilai tidak ada bukti kuat yang menyatakan perempuan mengganggu efektivitas dalam situasi pertempuran jarak dekat.
Namun, studi menyerukan penelitian lebih lanjut pada pertengahan 2016. Fallon bersikeras apapun hasil review, efektivitas tempur tetap penting. "Standar pelatihan tidak dapat diturunkan untuk mengakomodasi perempuan," katanya.
Ia menambahkan, tidak semua prempuan akan lulus tes menjadi prajurit garda depan. "Tapi dengan memastikan kemampuan, bukan jenis kelamin yang menentukan yang keberhasilan, kami memberikan semua orang kesempatan untuk bersaing dalam peran militer," ujar Fallon.