Pemilu Palestina yang baru diadakan 9 Januari 2005 dan dimenangkan Mahmoud Abbas. Setahun setelah memenangkan pemilihan presiden, ia menderita pukulan besar lantaran Hamas memperoleh kemenangan dalam pemilihan legislatif.
Sebuah pemerintah persatuan berumur pendek dibentuk setelah perdebatan selama berbulan-bulan, tapi berantakan pada Juni 2007 kaena pertempuran antarfaksi terjadi di Gaza. Hamas kemudian mengusir Fatah.
Sejak saat itu, Abbas memerintah Tepi Barat saja. Ketika jabatannya berakhir pada Januari 2009, Hamas menyatakan kepemimpinan Abbas tidak sah. Namun, ia secara sepihak memperpanjang masa jabatannya selama satu tahun.
Pada November 2008, ia juga terpilih sebagai presiden negara Palestina masa depan oleh Organisasi Pembebasan Palestina. Ia mewakili faksi politik Palestina (meskipun tidak Hamas) dan melakukan negosiasi dengan Israel sejak kematian pemimpin sebelumnya Yasser Arafat (2004).
Namun langkah itu dianggap sebagai cara untuk menopang kekuasaannya.