Ahad 03 Jan 2016 00:41 WIB

PM Irak Kutuk Eksekusi Mati Ulama Syiah di Saudi

Rep: C34/ Red: Indira Rezkisari
Perempuan berunjuk rasa membawa foto ulama Syiah yang dieksekusi pemerintah Arab Saudi, di Desa Sanabis, Bahrain, Sabtu (2/1).
Foto: Reuters
Perempuan berunjuk rasa membawa foto ulama Syiah yang dieksekusi pemerintah Arab Saudi, di Desa Sanabis, Bahrain, Sabtu (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengecam eksekusi mati yang dilakukan pemerintah Arab Saudi terhadap Ulama Syiah Nimr al-Nimr. Menurut PM al-Abadi, hal itu akan berdampak pada keamanan regional.

Lewat akun media sosial Facebook, al-Abadi mengatakan sangat terkejut mendengar kabar eksekusi tersebut. Menurutnya, tindakan Saudi mengeksekusi lawan akan menyebabkan dampak buruk berkepanjangan.

"Selain melanggar HAM, tindakan itu juga akan menyebabkan dampak buruk pada keamanan, stabilitas, dan struktur sosial masyarakat," kata al-Abadi.

Arab Saudi mengeksekusi ulama Muslim terkemuka Syiah dan puluhan anggota Al-Qaeda pada Sabtu (2/1). Pemerintah Saudi mengeluarkan pernyataan tidak akan menolerir serangan, baik oleh Sunni atau Syiah.

Hal itu mendorong kemarahan sektarian di seluruh wilayah, yang segera menggelar aksi protes dan meneriakkan "Turunkan Al Saud!" (nama keluarga kerajaan Saudi). Seorang saksi mata menyebutkan, ratusan Muslim Syiah berbaris melalui distrik Qatif di Provinsi Timur Arab Saudi sebagai wujud protes atas pelaksanaan eksekusi mati ulama Nimr al-Nimr.

Nimr adalah kritikus yang paling vokal terhadap kekuasaan Al Saud di antara minoritas Syiah. Ia termasuk pemimpin aktivis muda yang menolak pendekatan angkatan tua tokoh masyarakat yang dianggap gagal mencapai kesetaraan dengan Sunni.

Empat orang dari 47 terhukum eksekusi mati, termasuk Nimr, dituduh terlibat dalam penembakan polisi. Sementara, sebagian besar terhukum dalam eksekusi massal itu dituduh terlibat dalam serangan al Qaeda di Arab Saudi dekade lalu.

Eksekusi berlangsung di 12 kota di Arab Saudi, empat penjara menggunakan regu penembak dan lainnya mengeksekusi dengan memenggal kepala. Pada bulan Desember, al Qaeda di Semenanjung Arab mengancam akan membalas terhadap Arab Saudi atas eksekusi mati para anggotanya, dikutip dari Reuters, Ahad (3/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement