REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyerang pasukan Irak dan sekutu gerilyawan di luar barat Kota Haditha, Irak, pada Senin (4/1). Serangan ini menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai puluhan jiwa.

Anggota dewan Haditha, Khalid Suleiman mengatakan, sebanyak 30 tentara terluka dalam serangan itu, termasuk oleh pemboman mobil bunuh diri. Serangan itu terjadi sepekan setelah pasukan Irak yang didukung oleh AS dan Sunni berhasil memukul mundur ISIS dari pusat Ramadi, provinsi Anbar yang juga mencakup Haditha.

ISIS terus bergerak ke timur dan utara kota dan meluncurkan serangan balik terhadap posisi militer Irak. Sebagian besar penyerang menggunakan bom mobil bunuh diri. Juru bicara untuk koalisi yang dipimpin AS berbasis di Baghdad, Kolonel Steve Warren mengatakan, sebagian besar serangan itu dilawan dengan dukungan persenjataan berat pasukan Irak. (Serangan Bom Rusak 3 Masjid di Irak).

"Taktik standar ISIS sekarang adalah menggunakan bom mobil atau bom truk yang didukung oleh infanteri. Mereka menggunakan bom mobil untuk mencoba memecahkan pertahanan atau menyita wilayah,’’ katanya seperti dikutip laman AL Arabiya, Selasa (5/1).

ISIS telah menguasai Ramadi sejak Mei 2015. Merebut kembali Ramadi akan memberikan dorongan moral besar bagi pasukan Irak.

Ikuti Whatsapp Channel Republika