Sabtu 16 Jan 2016 10:08 WIB

Serangan di Hotel Burkina Faso Tewaskan 20 Orang

Rep: gina amanda/ Red: Taufik Rachman
Ibu kota Burkina Faso, Ouagadougou.
Foto: Reuters/Joe Penney
Ibu kota Burkina Faso, Ouagadougou.

REPUBLIKA.CO.ID,  OUAGADOUGOU -- Setidaknya 20 orang tewas dan lainnya disandera saat sejumlah pria bersenjata menyerbu sebuah hotel di ibukota Burkina Faso pada Jumat (15/1). Kelompok Alqaidah in The Islamic Maghreb (AQIM) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Menteri Luar Negeri Burkina Faso Alpha Barry mengatakan, pasukan keamanan mengepung Splendid Hotel dan menunggu perintah untuk memulai operasi menyelamatkan para sandera serta merebut kembali hotel. Barry mengatakan, pemerintah tak mengesampingkan meminta bantuan dari pasukan khusus Prancis yang ditempatkan di negara itu.

Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat mengatakan, Prancis telah meminta pengawasan intelijen AS dan mendukung pengintaian di kota tersebut. Setidaknya satu anggota militer AS di Burkina Faso memberi saran dan bantuan untuk pasukan Prancis di hotel.

Tenaga medis membawa korban terluka menjauhi depan hotel. Ini adalah pertama kalinya militan melakukan serangan ke ibukota Burkina Faso.

Insiden ini mengikuti serangan mematikan di sebuah hotel mewah di Mali November lalu. Saat itu, dua penyerang menewaskan 20 orang termasuk warga Rusia, Cina dan AS.

Serangan di Ouagadougou di mulai pada pertengahan malam. Sekitar pukul

23.00 suara tembakan dan ledakan mereda. Namun Burkina Faso kemudian memberlakukan jam malam mulai pukul 23.00 hingga pukul 06.00.

Direktur pusat rumah sakit di Universitas Ouagadougou Robert Sangare mengatakan mereka telah menerima sekitar 15 orang terluka. Ada yang mengalami luka tembak dan ada yang terluka karena jatuh. Sangare menambahkan, para penyerang nampaknya menargetkan orang-orang kulit putih.

Negara Afrika Barat ini telah mengalami kekacauan politik sejak Oktober 2014, saat Presiden Blaise Compaore digulingkan dalam protes massal. Setelahnya pasukan elit meluncurkan kudeta selama satu pekan di September 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement