Sabtu 16 Jan 2016 22:03 WIB

Tsai Ing-Wei Jadi Presiden Perempuan Pertama Taiwan

Tsai Ing-Wei
Foto: english.dpp.org.tw
Tsai Ing-Wei

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Pemimpin partai oposisi Tsai Ing-wen memastikan kemenangan telak dalam pemilihan umum pada Sabtu sekaligus akan membuatnya sebagai presiden perempuan pertama di Taiwan karena para pemilih memalingkan dukungan terhadap penguasa yang menjalin hubungan lebih dekat dengan Cina.

Lebih dari setengah suara yang telah dihitung, Tsai melalui Partai Progresif Demokratik (DPP) yang bersikap hati-hati menghadapi Beijing, memimpin perolehan suara sebesar 58,1 persen, sebagaimana penghitungan di tempat pemungutan suara (TPS) yang disiarkan langsung stasiun televisi Taiwan FTV.

Eric Chu dari partai penguasa Kuomintang (KMT) yang bersahabat dengan Tiongkok membuntuti di posisi kedua dengan perolehan suara sebesar 32,5 persen.

Kandidat veteran beraliran konservatif dari Partai Rakyat Utama James Soong berada di posisi ketiga dengan 9,4 persen suara.

Dukungan bagi Tsai melonjak karena pemilih makin gelisah atas upaya pendekatan dengan Cina yang dilakukan Presiden Taiwan dari KMT Ma Ying-jeou baru-baru ini. Ma harus lengser setelah memimpin selama dua periode (delapan tahun).

Akibat perekonomian stagnan, rakyat Taiwan kecewa atas penandatanganan perjanjian dagang dengan Cina yang bisa mengurangi keuntungan bagi masyarakat umum di Taiwan. DPP lebih berhati-hati mendekati Cina, meskipun Tsai berulang kali menyampaikan keinginannya untuk mempertahankan "status quo”.

Massa berkumpul di markas DPP di Taipei, Sabtu petang. Banyak pedagang menjual cendera mata mulai dari mug hingga gantungan kunci bergambar Tsai. Satu kelompok kecil mengacung-acungkan banner bertuliskan: "Taiwan bukan bagian dari Cina. Dukung kemerdekaan Taiwan.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement