Jumat 29 Jan 2016 07:39 WIB

Peneliti AS Kerjakan Bahan Potensial Vaksin Zika

Seorang bayi yang ibunya terinfeksi virus zika lahir dengan kondisi microcephaly atau otak lebih kecil dari ukuran normal.
Foto: AP Photo/Felipe Dana
Seorang bayi yang ibunya terinfeksi virus zika lahir dengan kondisi microcephaly atau otak lebih kecil dari ukuran normal.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat senior kesehatan AS, Kamis (28/1), mengatakan para peneliti Amerika sedang mengerjakan dua bahan yang berpotensi sebagai vaksin bagi virus zika. Namun, memperingatkan tampaknya akan diperlukan waktu bertahun-tahun sebelum virus itu siap digunakan.

Anthony Fauci, Direktur Lembaga Penyakit Menular dan Alergi Nasional AS, mengatakan dua calon dilandasi atas vaksin sebelumnya yang berkaitan dengan virus West Nile dan demam, dan satu siap untuk uji coba klinis pada penghujung tahun ini.

"Meskipun pendekatan ini menjanjikan, penting untuk mengerti kita takkan memiliki vaksin zika yang efektif dan tersedia dalam jumlah banyak tahun ini, dan barangkali bahkan dalam beberapa tahun ke depan," kata Fauci.

(Baca: Virus Zika Bisa Menginfeksi 4 Juta Orang)

Wakil I Direktur Pusat Pemantauan dan Pencegahan Penyakit AS, Anne Schuchat mengatakan lembaganya telah mengidentifikasi 31 kasus virus zika yang berkaitan dengan perjalanan di Amerika Serikat. Semua kasus melibatkan orang yang baru pulang ke Amerika Serikat dari negara tempat virus zika menyebar.

Sementara itu, Lembaga Obat dan Pangan AS menyatakan lembaga tersebut sedang bekerja untuk secara cepat menerapkan tindakan penundaan donor yang layak buat pelancong yang telah mengunjungi wilayah yang terpengaruh guna melindungi pasokan darah.

Zika, yang terutama menyebar melalui gigitan spesies nyamuk Aedes, diduga telah mengakibatkan penyimpangan kelahiran seperti mikrosefali atau kepala kecil. Saat ini, tak ada vaksin untuk mencegah atau mengobati ancaman penyakit itu.

Satu dari lima orang yang tertular virus zika akan terserang beberapa gejala yang meliputi demam, ruam, nyeri sendi dan mata merah. Penyakit tersebut biasanya memiliki gejala sedang yang berlangsung selama beberapa hari sampai satu pekan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement