Jumat 29 Jan 2016 20:39 WIB

Presiden Brazil Nyatakan Perang pada Virus Zika

Rep: Gita Amanda/ Red: Andi Nur Aminah
Tentara mengoleskan losion antinyamuk saat bersiap melakukan pembersiahn nyamuk Aedes aegypti yang menukarkan virus Zika di Sao Paulo, Brasil, Rabu, 20 Januari 2016.
Foto: AP Photo/Andre Penner
Tentara mengoleskan losion antinyamuk saat bersiap melakukan pembersiahn nyamuk Aedes aegypti yang menukarkan virus Zika di Sao Paulo, Brasil, Rabu, 20 Januari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Presiden Dilma Rousseff mengatakan Brazil akan berperang melawan nyamuk yang dapat menularkan virus zika. Ia juga mengatakan akan melakukan operasi untuk mengekang perkembangbiakan serangga hingga vaksin dikembangkan.

Dalam sebuah pesan Twitter, Roussef menyatakan perang terhadap nyamuk Aedes Aegypti yang mengirim virus zika. "Kita akan fokus untuk menghilangkan air tergenang di mana nyamuk Aedes hidup dan bereproduksi," ujar Rousseff saat menghadiri pertemuan negara Amerika Latin dan Karibia di Quito, Ekuador dikutip AP.

Saat kembali ke negaranya Jumat (29/1), ia menekankan pentingnya upaya pemberantasan nyamuk lebih luas. Menurutnya nyamuk tak bisa dan tak lebih kuat daripada masyarakat seluruh negara yang sadar akan ancaman ini.

Peneliti Brazil telah mengubungkan Zika dengan lonjakan jumlah kasus penyebab mikrosepali, di mana bayi lahir dengan kepala sangat kecil.  Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan virus ini belum definitif terbukti menyebabkan mikrosepali.

(Baca Juga: Virus Zika Belum Ada di Indonesia).

Pemerintah sedang bekerja untuk mengembangkan vaksin melawan zika. Tapi mereka telah memperingatkan masih perlu bertahun-tahun untuk membasminya. Pemerintah juga telah berjanji mengerahkan pasukan untuk membantu memberi pengetahuan warga Brazil mengenai bahaya air tergenang.

Brazil menghilangkan nyamuk Aedes Aegypti beberapa dekade lalu dengan sebuah kampanye nasional besar-besaran. Namun serangga ini perlahan-lahan bermigrasi kembali dari negara-negara tetangga. Nyamuk juga mentrasmisikan chikungunya dan demam berdarah dalam beberapa tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement