Sabtu 30 Jan 2016 23:30 WIB

Malaysia Janji Bantu Swiss Selidiki Dugaan Korupsi PM Najib

RIbuan warga Malaysia turun ke jalan kota Kuala Lumpur, mendesak PM Najib Razak mengundurkan diri dari jabatannya.  (EPA/Ritchie B. Tongo)
Foto: EPA/RITCHIE B.TONGO
RIbuan warga Malaysia turun ke jalan kota Kuala Lumpur, mendesak PM Najib Razak mengundurkan diri dari jabatannya. (EPA/Ritchie B. Tongo)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Jaksa Agung Malaysia berjanji, bekerja sama dengan Swiss yang meminta bantuan dalam penyelidikan dugaan korupsi besar-besaran yang telah memberikan tekanan berat terhadap Perdana Menteri Najib Razak.

Jaksa Swiss telah mengeluarkan pernyataan pada Jumat yang mengatakan mereka percaya sekitar 4 miliar dolar AS dicuri dari perusahaan milik negara Malaysia, termasuk perusahaan yang memiliki hubungan dekat dengan Najib, dan meminta bantuan Malaysia dalam penyelidikan mereka.

Seruan itu muncul hanya beberapa hari setelah Jaksa Agung dalam kasus terkait Najib, Mohamed Apandi Ali, memicu kemarahan dan tuduhan menutup-nutupi saat menyatakan bahwa

tidak ada kesalahan dalam pembayaran misterius senilai 681 juta dolar AS ke rekening bank pribadi Najib pada 2013.

"Kantor saya bermaksud untuk melakukan semua langkah yang mungkin untuk menindaklanjuti dan berkolaborasi dengan rekan kami Swiss," kata Apandi dalam pernyataan yang dikutip oleh media Malaysia.

Malaysia selama lebih dari satu tahun telah diguncang dengan tuduhan bahwa mungkin miliaran dolar telah hilang dari transaksi luar negeri yang rumit yang melibatkan perusahaan terkait Najib, 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Skandal itu memicu perhatian pada Juli lalu ketika pembayaran senilai 681 juta dolar AS ke rekening Najib (62) terungkap.

Informasi itu memicu kecurigaan bahwa uang itu berasal dari 1MDB , perusahaan investasi yang telah meluncurkan penjualan banyak aset untuk melunasi miliaran dolar utang.

Najib dan 1MDB telah membantah melakukan kesalahan, namun keduanya menghadapi tuduhan dari pihak lawan dan kritikus lainnya terkait fakta tersembunyi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement