Rabu 08 Jan 2020 12:55 WIB

KPK Malaysia Rilis Sembilan Rekaman Konspirasi Kriminal

Rekaman tersebut memuat skandal 1MDB dan SRC International Sdn Bhd

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Ketua MACC Latheefa Koya. MACC merilis sembilan rekaman konspirasi kriminal. Ilustrasi
Foto: Ahmad Yusni/EPA
Ketua MACC Latheefa Koya. MACC merilis sembilan rekaman konspirasi kriminal. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) merilis sembilan set rekaman 45 menit yang diduga sebagai konspirasi kriminal tingkat tinggi di Kantor MACC Putrajaya. Rilis dilakukan pada Rabu (8/1).

Pada konferensi pers khusus yang dihadiri sekitar 50 media tersebut, Ketua MACC Latheefa Koya memperdengarkan rekaman percakapan yang melibatkan skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB) dan SRC International Sdn Bhd.Di antara sembilan set percakapan tersebut berupa rekaman mantan Ketua MACC Tan Sri Dzulkifli Ahmad. Rekaman mengungkapkan informasi investigasi tentang skandal dana 1MDB ke mantan perdana menteri Datuk Seri Najib Razak pada 2016.

Baca Juga

Latheefa mengatakan semua rekaman percakapan yang diungkapkan oleh MACC diduga telah terjadi pada 2016 dan investigasi sejauh ini terbukti asli. Dia mengatakan rekaman itu diyakini melibatkan setidaknya tujuh orang termasuk Najib dan istrinya, Datin Seri Rosmah Mansor, anggota Parlemen Baling Dzulkifli, Datuk Seri Abdul Azeez Abdul Rahim, Datuk Amhari Efendi Nazaruddin, dan dua orang dari Uni Emirat Arab (UEA).

Latheefa mengatakan diskusi antara individu-individu dalam rekaman tersebut mengungkap banyak unsur. Di dalamnya ada konspirasi kriminal, pelanggaran kepercayaan, penyalahgunaan kekuasaan, pengungkapan informasi rahasia, pemalsuan dokumen, dan ancaman terhadap keamanan nasional.

Dia mengatakan sembilan set rekaman diterima oleh Malaysian Anti-Corruption Commission (MACC) pada awal tahun ini. "MACC akan menyerahkan semua rekaman rekaman kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut," katanya.

Dia menyatakan pihaknya perlu mengambil waktu untuk menganalisis rekaman tersebut yang pertama kali disampaikan kepada umum pada jumpa pers tersebut. "Perdana Menteri Mahathir Mohamad juga belum mengetahui rekaman audio tersebut," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement