Rabu 03 Feb 2016 11:37 WIB

Ancaman Zika Meluas, Raksasa Produsen Obat Prancis Turun Tangan

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi gejala tertular virus Zika
Foto: Ist
Ilustrasi gejala tertular virus Zika

REPUBLIKA.CO.ID, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa virus Zika dapat menyebar di Afrika, Asia dan Eropa Selatan. Produsen obat raksasa asal Prancis, Sanofi SA, pun memutuskan untuk turut andil dalam upaya menemukan vaksin demi  mencegah penyebaran virus zika ini.

Divisi produsen vaksin dari Sanofi SA, Sanofi Pasteur, telah mempersiapkan para ahli mereka untuk mengembangkan vaksin dalam melawan penyebaran virus zika. Selain itu, Sanofi SA juga mengatakan bahwa divisi Sanofi Pasteur juga akan mengandalkan para ahlinya mengembangkan berbagai vaksin untuk virus serupa lainnya. 

"Sanofi Pasteur merespons kebutuhan global untuk segera bertindak dan mengembangkan vaksin zika, mengingat penyebarannya sangat cepat dan berpotensi menyebabkan komplikasi medis," ujar kepala peneliti Sanofi Pasteur sekaligus pemimpin proyek vaksin zika, Nicholas Jackson, dilansir Japantimes, Rabu (3/2). 

Sebelumnya, WHO yang berbasis di Jenewa telah mendeklarasikan keadaan darurat kesehatan internasional terkait virus Zika. Pan American Health Organization bahkan mencatat bahwa penyebaran virus zika sudah merambah ke 26 negara dan negara bagian di Amerika. Oleh karena itu, WHO mendorong adanya perkembangan yang cepat dan lebih baik, khususnya dalam mendeteksi virus Zika pada wanita hamil dan bayi yang baru dilahirkan.

(Baca Juga: WHO Tetapkan Virus Zika Darurat Kesehatan Global).

Direktur Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja WHO, Anthony Costello, mengatakan unit respons global baru akan dibentuk. Menurut Costello, pembentukan unit ini dilakukan agar kesalahan yang sama saat mengatasi Ebola di Afrika Barat tidak terulang lagi. WHO sebelumnya sempat dikritik karena memberi respons yang lambat terhadap epidemi Ebola sehingga menyebabkan lebih dari 10 ribu orang meninggal.

"(Zika ditetapkan) menjadi persoalan global karena kami khawatir virus ini juga dapat menyebar ke berbagai daerah lain di dunia, di mana populasinya mungkin tidak kebal (terhadap virus Zika)," jelas Costello.

Kekhawatiran ini, Costello mengatakan karena terdapatnya nyamuk Aedes Aegypti di sejumlah wilayah seperti Afrka, sebagian Eropa Selatan dan di banyak wilayah Asia. Jenis Aedes Aegypti ini merupakan nyamuk yang membawa virus zika dan menyebarkannya di Brazil. Mengingat pengaruh buruk virus zika bagi ibu hamil dan bayi, hal ini tentu mengkhawatirkan karena Afrika dan Asia memiliki angka kelahiran tertinggi di dunia. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement