Rabu 03 Feb 2016 11:56 WIB

Zika Berpotensi Menyebar di Asia, Jepang Siagakan Diri

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Sebuah poster kampanye tentang gejla virus zika di ruang bersalin rumah sakit di Guatemala City, Guatemala.
Foto: Reuters / Josue Decavele
Sebuah poster kampanye tentang gejla virus zika di ruang bersalin rumah sakit di Guatemala City, Guatemala.

REPUBLIKA.CO.ID, Asia menjadi salah satu wilayah yang rentan terhadap ancaman penyebaran virus zika, seperti halnya Afrika dan Eropa Selatan. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Jepang meningkatkan kesiagaan terhadap ancaman ini. Sebelumnya, organisasi kesehatan dunia (WHO) telah mendeklarasikan keadaan gawat darurat kesehatan global terkait virus zika. 

Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Jepang telah mengadakan pertemuan dan melakukan diskusi mengenai ancaman virus zika Selasa (2/2). Dari pertemuan tersebut, Kementerian Kesehatan Jepang memutuskan bahwa virus zika tergolong sebagai penyakit yang perlu dilaporkan dan diperiksakan ke dokter.

Selain mewajibkan adanya pelaporan, Kementerian Kesehatan Jepang juga akan melakukan peningkatan screening dan tindak pencegahan lain. Salah satu tempat yang akan ditingkatkan dalam penerapan screening dan tindak pencegahan ialah stasiun karantina di bandara tempat wisatawan asing masuk ke Jepang.

Saat ini, Pemerintah Jepang menggunakan alat pengukur suhu tubuh, yaitu termograf, di bandara. Termograf ini digunakan untuk memeriksa suhu tubuh para warga Jepang maupun warga negara asing yang baru tiba dari luar negeri, khususnya Amerika Latin, ke Jepang. Selain itu, Pemerintah Jepang juga mendorong agar para pendatang ini segera melapor ke petugas berwenang jika merasa sakit.

"Kami mendorong masyarakat, terutama wanita hamil, untuk menahan diri dalam mengunjungi tempat di mana penyakit ini menyebar," ujar Menteri Kesehatan Jepang Yasuhisa Shiozaki.

Selain itu, Shiozaki juga mengatakan bahwa Pemerintah Jepang akan segera menempatkan penyakit zika di bawah hukum pencegahan penyakit menular. Dengan begitu, pemerintah bisa segera membentuk sistem pemeriksaan khusus bagi virus zika ini.

(Baca Juga: WHO Tetapkan Virus Zika Darurat Kesehatan Global). 

Sebelumnya, Pemerintah Jepang telah memberi peringatan kepada masyarakat agar waspada dan meningkatkan penjagaan diri terhadap ancaman virus zika. Peringatan tersebut disosialisasikan melalui berbagai media, termasuk selembaran dan poster di stasiun karantina bandara.

Selain itu, Pemerintah Jepang juga meminta para warga yang akan mengunjungi Amerika Latin agar melindungi diri, khususnya dari gigitan nyamuk penyebar virus zika. Salah satunya dengan meggunakan baju lengan panjang dan celana panjang. Pemerintah Jepang juga meminta mereka menggunakan obat antinyamuk sebagai bentuk pencegahan.

Sejauh ini, belum ada warga yang terjangkit virus zika yang terjadi di Jepang. Akan tetapi, ada tiga orang yang terdiagnosis menderita penyakit ini saat mereka kembali ke Jepang. Ketiga orang tersebut ialah sepasang pria dan wanita yang sebelumnya tinggal di Bora-Bora dan seorang pria yang sebelumnya mengunjungi Koh Samui, Thailand. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement