REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, virus zika yang melanda Amerika Latin bisa menyebar ke kawasan Afrika dan Asia sebagai benua dengan tingkat kelahiran tertinggi. Seorang ahli WHO dan dokter anak Anthony Costello menambahkan, penyakit bisa memiliki efek yang berpotensi merugikan bagi keluarga.
Dilansir International Business Times, Rabu (3/2), menurut Castello komplikasi penyakit yang relatif ringan ini memiliki efek merugikan bagi keluarga. "Mempunyai anak microcephaly dan jumlahnya dapat meningkat sepuluh kali lipat, dan potensi penyebaran tak hanya di Amerika Latin tetapi ke Afrika dan Asia, yang memiliki tingkat kelahiran tertinggi di dunia. Kami percaya ini masalah kesehatan yang menjadi perhatian masyarakat dan merupakan darurat internasional," kata Castello.
Castello juga mengatakan, komitmen masyarakat sangat penting seperti halnya saat menghadapi penyebaran virus ebola tahun lalu. Castello menegaskan perlunya keterlibatan massa dalam hal ini. Ia menambahkan, salah satu yang harus diingat bahwa pengembangan vaksin melawan virus zika memerlukan waktu beberapa tahun.
"Saya pikir kami harus melanjutkan dengan pandangan bahwa vaksin mungkin akan perlu waktu beberapa tahun bukan bulan lagi," katanya.
Produsen obat Prancis Sanofi telah meluncurkan sebuah proyek untuk mengembangkan vaksin terhadap virus zika. Sanofi mengatakan, divisi vaksinya akan menggunakan keahliannya dalam mengambangkan vaksin untuk virus yang sama demam kuning, encephalitis Jepang dan demam berdarah.