REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Kolombia mengonfirmasi tiga pasien terinfeksi zika telah meninggal. Seperti dilaporkan Guardian, Kamis (4/2), pasien juga diduga mengidap penyakit yang menyerang sistem saraf dan menyebabkan paralisis.
Menteri Kesehatan Kolombia Alejandro Gaviria mengatakan bahwa dua pasien meninggal karena penyakit sindrom guillain barre (GBS). Sementara, seorang pasien lagi masih belum dikonfirmasi.
Menurut pejabat kesehatan di Kota Medellin, seorang pria dan perempuan dari area sekitar meninggal dalam satu pekan terakhir. Mereka menunjukkan gejala guillain barre, yakni melemahnya otot dan paralisis. Satu pria meninggal pada akhir November 2015 lalu. Ketiganya positif terinfeksi zika.
Gaviria mengatakan, Kolombia telah mencatat 100 kasus GBS yang diyakini terkait virus zika. Secara keseluruhan, otoritas kesehatan negara ini mencatat ada lebih dari 20.500 kasus infeksi zika yang terjadi.
Kematian terkait GBS sangat jarang terjadi. Namun, Gaviria memperingatkan kelainan kasus terlihat di Kolombia. Penyakit ini sudah tidak mempan dengan perawatan tradisional imunoglobulin. "Tingkat kematiannya tinggi," kata dia.
(Baca Juga: WHO Tetapkan Virus Zika Darurat Kesehatan Global).
Virus zika sendiri menyebabkan sindrom seperti flu atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Pekan ini, WHO mendeklarasikan keadaan darurat kesehatan publik internasional karena zika diduga terkait dengan kelainan kepala pada anak baru lahir, yakni mikrosefalia.
Kolombia menempati negara kedua terbanyak pasien zika setelah Brasil. Meski demikian, tidak ada laporan kasus mikrosefalia. "Ini seperti misteri," kata Gaviria.
Beberapa waktu lalu, ilmuwan Brasil menduga bahwa ada hubungan virus zika dengan kemungkinan terjangkit GBS. Meski demikian, kasus ini masih sangat jarang meski sempat juga dilaporkan.