Rabu 17 Feb 2016 07:58 WIB

Baku Tembak 30 Menit Tewaskan Tujuh Orang

Gerilyawan Ash-Shabaab, yang menguasai Somalia.
Foto: Reuters
Gerilyawan Ash-Shabaab, yang menguasai Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Sebanyak tujuh orang tewas dan beberapa orang lagi cedera dalam baku tembak sengit antara Tentara Nasional Somalia, yang didukung pasukan pemelihara perdamaian Uni Afrika dan kelompok yang memiliki hubungan dengan Alqaidah di Kota Afgoye.

Kepala Kantor Polisi Pemerintah Somalia di Afgoye di Shabelle, 30 kilometer sebelah selatan Mogadishu, Yusuf Mohamed mengatakan kepada wartawan pada Selasa (16/2), bentrokan sengit antara pasukan gabungan dan gerilyawan Ash-Shabaab terjadi setelah anggota kelompok gerilyawan itu menyerang satu kantor polisi pada Senin malam.

Menurut Mohamed dan beberapa sumber independen, lima warga sipil dan polisi tewas selama pertempuran sengit yang berlangsung selama 30 menit.

"Anggota Ash-Shabaab menyerang kantor polisi dan pangkalan pasukan Uni Afrika di kota kecil itu pada tengah malam. Pertempuran berlangsung selama sekitar setengah jam. Gerilyawan tidak berhasil merebut kota kecil tersebut dan kami memukul mereka mundur. Tapi beberapa warga sipil meninggal," kata Mohamed.

Perwira polisi itu membantah ada polisi yang tewas dalam serangan tersebut, tapi beberapa sumber independen menyatakan korban jiwa meliputi beberapa polisi.

Farah Hassan, seorang warga di Afgoye mengatakan pada Selasa petempur Ash-Shabaab yang bersenjata melancarkan serangan besar terhadap pangkalan Tentara Nasional Somalia dan Amisom di kota kecil tersebut. "Ada suara keras ledakan peluru yang membuat terbangun orang yang sedang tidur dan mereka segera mencari tempat perlindungan di dekat lokasi. Saya tahu enam warga sipil meninggal, tiga di antara mereka anak kecil dan saya mendengar dua polisi juga gugur," kata Hassan.

Ash-Shabaab mengklaim menang dalam pertempuran paling akhir di Kota kecil Afgoye, dan menyatakan kelompok gerilyawan itu merebut kota kecil tersebut dari tentara Somalia dan Uni Afrika. Mereka belakangan mengosongkan kota kecil tersebut pada malam hari.

 

Baca juga: Menlu Bishop Pertanyakan Tujuan Cina Reklamasi Pulau

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement