Rabu 24 Feb 2016 07:03 WIB

Turki Kutuk Pembakaran Masjid di Siprus

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Hazliansyah
Masjid tua di Limasol, Siprus Yunani saat masih utuh
Foto: Flickr/Uncle-Davros
Masjid tua di Limasol, Siprus Yunani saat masih utuh

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki mengecam aksi pembakaran terhadap Masjid Deneia, sebuah bangunan ibadah bersejarah di Siprus Yunani, yang terjadi pada Ahad (21/2) lalu.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Turki di Ankara menyatakan serangan tersebut dapat mengganggu proses negosiasi untuk mempersatukan kembali negara Siprus ke depannya.

“Suasana positif yang sudah terbentuk saat ini seharusnya tidak boleh diganggu oleh serangan semacam ini, ketika tahap akhir dari solusi untuk penyatuan Siprus sudah hampir tercapai,” tulis Kemenlu Turki seperti dikutip World Bulletin, Selasa (23/2).

Sebelumnya, Presiden Siprus Turki, Mustafa Akıncı dan Presiden Siprus Yunani Nicos Anastasiades mengeluarkan pernyataan terpisah yang isinya mengutuk serangan pada akhir pekan lalu.

“Sudah jelas bahwa orang-orang yang melakukan serangan ini tidak ingin Siprus bersatu kembali, mencapai masa depan yang damai dan tenang,” kata Akinci.

Laman berita In-Cyprus melaporkan, pihak berwenang setempat meyakini bahwa pelaku pembakaran Masjid Deneia sengaja menuangkan cairan yang mudah terbakar di dalam rumah ibadah itu sebelum memantiknya dengan api.

Pulau Siprus yang berada di Lautan Mediterania sampai hari ini masih terpecah menjadi dua bagian, yakni Siprus Turki dan Yunani. Perpecahan itu mulai muncul sejak terjadinya kudeta militer di Yunani dan intervensi Turki pada 1974 silam.

Pembahasan terakhir mengenai masa depan politik negara itu melahirkan satu opsi agar pulau itu diatur oleh sistem federal di bawah satu pemerintahan pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement