Sabtu 12 Mar 2016 08:55 WIB

Kisah Rumana, Penasihat Muslimah di Gedung Putih

Rep: c39/ Red: Teguh Firmansyah
Rumana Ahmed (tengah)
Foto:

Melalui karya-karyanya di Gedung Putih, ia menjadi perantara dalam berbagai kasus. Keterampilannya belajar dalam peran itu menjadikan dia sebagai penghubung Gedung Putih dengan komunitas Muslim di sana.

Ketika ditanya apakah ia pernah diperlakukan diskriminasi, ia menjawab, "Tepat setelah kejadian 9/11, saat itu saya baru saja mulai menutupi rambut saya di sekolah umum. Tapi, setelah kejadian itu saya melewati berbagai bullying atau perundungan dan pelecehan. Tapi Jujur, saya tidak pernah punya masalah dengan hal itu,” jelas dia.

Dia mengatakan, justru yang terjadi di Gedung Putih adalah sebaliknya. "Saya benar-benar merasa diberdayakan menjadi orang yang berjilbab, karena saya pikir mereka menghargai pandangan saya, dan mereka tahu bahwa saya membawa pandangan yang berbeda,” kata Rumana

Awalnya, Rumana tak percaya bisa bekerja di gedung putih.  Namun, ia akhirnya menyadari tentang perlakuan orang-orang di gedung tersebut terhadapnya.

"Orang yang begitu baik, mereka memandang saya seperti yang lainnya. Ben, bos saya, telah memberi saya kesempatan yang menarik untuk berada di depan presiden. Setiap kali saya di sana, saya tidak percaya kalau saya adalah pemakai jilbab,” ucap dia.

sumber : Al Arabiya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement