Selasa 15 Mar 2016 13:50 WIB

Ketegangan Meningkat, Mahasiswa Indonesia di Turki Waspada

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas forensik melakukan olah lokasi ledakan bom bunuh diri di Ankara, Turki, Senin (14/3).
Foto: Reuters/Umit Bektas
Petugas forensik melakukan olah lokasi ledakan bom bunuh diri di Ankara, Turki, Senin (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  ANKARA -- Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Turki menyatakan, tak ada mahasiswa Indonesia yang menjadi korban serangan bom di Ankara pada Ahad (13/3) lalu. Namun PPI mengimbau mahasiswa Indonesia di sana untuk hati-hati dan terus menjalin komunikasi antar sesama.

Dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (15/3), PPI Turki menyatakan sejauh ini belum ada laporan mahasiswa maupun Warga Negara Indonesia yang menjadi korban ledakan di distrik Kizilay jantung koya Ankara, Ahad lalu.

Namun melihat eskalasi serangan teror di Turki, PPI Turki meminta mahasiswa Indonesia di sana untuk selalu waspada, tetap berhati-hati dan menjalin komunikasi dengan sesama pelajar. "Termasuk menjauhi tempat keramaian," kata pernyataan tersebut.

PPI Turki menyatakan saat ini ada 769 pelajar Indonesia yang sedang mengenyam pendidikan di 20 kota di Turki.  Berdasarkan peta geopolitik Turki, bukan tidak mungkin kejadian serupa bisa terjadi. Untuk itu PPI Turki meminta semua elemen termasuk pemerintah Indonesia, KBRI, maupun mahasiswa menaruh perhatian lebih dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa menimpa mahasiswa maupun WNI di Turki.

PPI Turki sendiri menyatakan akan terus mangambil langkah strategis untuk selalu meningkatkan komunikasi dan koordinasi, baik dengan PPI wilayah maupun KBRI Ankara dan otoritas terkait.

Sementara itu juru bicara PPI Turki Amir Fadli Nasution menyatakan, pascaserangan kondisi di Ankara sudah kembali kondusif. Namun keamanan semakin diperketat, terutama di wilayah Kızılay yang merupakan lokasi ledakan dan salah satu pusat area penting di Ankara.

"Pemeriksaan diperketat, termasuk bus-bus yang msuk dan keluar wilayah ankara. Pengetatan keamanan ini membuat keadaan pascaledakan bisa dibilang cukup kondusif," kata Amir melalui pesan singkatnya kepada Republika.

Ledakan terjadi pukul 18.45 di distrik Kizilay, Ankara. Mengutip Menteri Kesehatan Turki Mehmet Muezzinoglu, 37 orang tewas,15 kritis, dan 71 lainnya luka-luka akibat ledakan.

Baca juga, Bom Bunuh Diri Guncang Turki, 37 Orang Tewas.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement