Sabtu 26 Mar 2016 12:56 WIB

San Suu Kyi Marah Saat Diwawancara oleh Muslim

Rep: Lintar Satria/ Red: Winda Destiana Putri
Suu Kyi
Foto: AP
Suu Kyi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Burma Aung San Suu Kyi marah saat mengetahui dia diwawancara seorang Muslim untuk sebuah acara di BBC. Suu Kyi diwawancara oleh Mishal Husain untuk program Radio 4.

"Tidak ada yang memberi tahu saya, saya akan diwawancara seorang Muslim," kata Suu Kyi, seperti yang dilansir dari indepedent.co.uk, Sabtu (26/3).

Suu Kyi memang tidak pernah memberikan pernyataan yang tegas mendukung Muslim Rohingya, Muslimin yang dianiaya di Burma barat.

Sepuluh ribu orang tanpa negara, tanpa rumah, dan tanpa hak karena kebijakan Pemerintah Burma. Suu Kyi menolak kekerasan di Arakan.

Tapi, ia juga tidak mau mengakui kekerasan tersebut dilakukan oleh Buddha Arakan, seperti yang dikatakan oleh Human Right Watch.

Hal ini membuat banyak pihak, terlebih dunia Barat, terkejut atas ketidakmampuannya melihat dan mengutukan kekerasan yang terjadi di Arakan. Mengingat nama besarnya, banyak pihak yang berharap ia akan berbicara dan menghentikan kekerasan yang terjadi.

Dalam biografinya, The Lady dan The Peacock, kekasih serius pertamanya adalah seorang Pakistan (yang saat ini sudah menjadi diplomat terkenal di negaranya).

Ia berpacaran ketika di Oxford, Inggirs. Saat itu, ia tinggal di daerah multikultural tanpa sikap anti-Muslim. Dan, seorang yang membujuknya untuk ikut terlibat dalam pemberontakan demokrasi Burma adalah Maung Thaw Ka, seorang wartawan dan penulis Muslim yang akhirnya meninggal di penjara.

Hal ini menjadi pertanyaan banyak media Barat. Tidak hanya Independet, tapi juga Telegraph dan BBC. Bagaimana Suu Kyi seorang yang liberal dan toleran, marah ketika mengetahui wartawan yang mewawancarainya seorang Muslim. Independent menulis, Suu Kyi telah berjuang untuk mencapai kekuasaan di Burma selama 28 tahun terakhir. Ia sangat populer dan 90 persen penduduk Burma adalah seorang penganut ajaran Buddha.

Musuh-musuhnya dari rezim militer sering mencoreng namanya dengan mengatakan ia bukan orang Burma. Karena, ia menikah dengan orang Inggirs dan melahirkan dua anak asing.

Ada kemungkinan Suu Kyi takut jika ia bicara tentang Rohingya, hal tersebut dapat menjadi bahan untuk musuh-musuhnya kembali merusak namanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement