REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mencuatnya kembali laporan investigasi tragedi 9/11 sebelum kunjungan Presiden AS, Barack Obama ke Arab Saudi dipicu oleh laporan televisi AS, 60 Minutes. Media ini merinci level frustasi pejabat-pejabat senior AS yang dipaksa membuka rahasia selama 13 tahun.
Mantan pejabat senior itu termasuk Senator Florida, Bob Graham yang juga kepala Komite Terpilih Senat dan wakil kepala penyelidikan. Selain itu ada mantan Direktur CIA Porter Goss yang juga wakil kepala penyelidikan.
Dua hari setelah siaran 60 Minutes, Senator Graham mengatakan pada Fox News bahwa Gedung Putih memberitahunya. Bahwa keputusan untuk mengungkap dokumen akan dilakukan satu hingga dua bulan.
Graham tidak menjelaskan lebih lanjut mengapa butuh waktu hingga dua bulan. Meski Sekretaris pers Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan pada reporter, Selasa (12/4), bahwa 28 Halaman itu adalah subjek dari komunitas inteligen.
Ditanya soal tuduhan keterlibatan Arab Saudi pada 9/11, Earnets mengutip penemuan Komisi 9/11 bahwa tidak ada bukti pemerintah Saudi atau pejabat Saudi mendanai Alqaeda. Otoritas Saudi telah lama menyatakan bahwa dukungan untuk para pembajak bukan berasal dari pemerintah.
Dengan tidak diizinkannya publik mengakses laporan, banyak rumor beredar soal detail 28 Halaman. Katanya, para pembajak tidak didanai oleh pemerintah melainkan orang-orang kaya Saudi, termasuk anggota keluarga kerajaan.
Dalam laporan 60 Minutes, Senator Graham ditanya apakah ia percaya bahwa dukungan 19 pembajak berasal dari Arab Saudi. "Secara substansi," kata Graham seperti dilansir laman France24.com.
"Ketika kita katakan Saudi, maksud anda pemerintah, orang kaya di sana? badan amal?," kata reporter CBS, Steve Kroft menekannya lebih jauh. Graham menjawab semua yang disebut diatas.