REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mencuatnya kembali laporan investigasi tragedi 9/11 sebelum kunjungan Presiden AS, Barack Obama ke Arab Saudi dipicu oleh laporan televisi AS, 60 Minutes. Namun mengapa tidak membahas lebih lanjut soal ini?
Pada Sabtu (16/4), seperti dikutip laman France24.com, pejabat pemerintah AS berargumen bahwa halaman-halaman suntingan tidak berisi informasi baru. Menurut mereka, publik sudah mengetahui semuanya.
Namun tekanan untuk mengungkap poin itu jika benar, pemerintah Obama tidak punya alasan untuk memperbaiki suntingan. Mereka juga mengatakan bahwa suntingan itu masuk akal di bawah kepresidenan George W Bush yang dekat secara personal dengan keluarga kerajaan Saudi.
Situasinya tidak bisa dimengerti jika melakukan penyuntingan. Namun kini situasinya berubah. Sebuah laporan berjudul "The Obama Doctrine" dalam media bulanan AS The Atlantic merinci peluang untuk mengubah hubungan Washington dengan dunia Sunni Arab.
AS bersedia untuk menggoyang ikatan lama ketergantungannya pada Saudi. Arab telah muncul lebih garang sejak tahun lalu. Raja Salman tahun lalu memutuskan untuk tidak bergabung pada pertemuan puncak pada negara Teluk yang diselenggaran Obama di kediamannya Kamp David.
Meski Obama telah membuat tiga kunjungan ke Arab Saudi, Washington dan Riyadh mengetahui bahwa hubungan mereka kini berubah.