Selasa 19 Apr 2016 12:07 WIB

Tragedi Terbesar di Ekuador, 413 Orang Tewas

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Petugas penyelamat dari Venezuela melakukan pengarahan di tim mereka sebelum mencari korban gempa selamat di Portoviejo, Ekuador, 18 April 2016.
Foto: AP Photo/Rodrigo Abd
Petugas penyelamat dari Venezuela melakukan pengarahan di tim mereka sebelum mencari korban gempa selamat di Portoviejo, Ekuador, 18 April 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, PEDERNALES -- Seiring dengan upaya pencarian korban gempa Ekuador, jumlah korban tewas terus meningkat. Perkembangan terakhir pada Selasa (19/4) menyebut sedikitnya 413 orang dikonfirmasi tewas.

Presiden Ekuador Rafael Correa mengatakan ini adalah tragedi terbesar yang menimpa negaranya dalam tujuh dekade terakhir. Sebanyak 2.500 orang dilaporkan terluka dengan beragam skala.

Pada Senin pagi, enam orang berhasil diangkat dari reruntuhan dalam keadaan selamat, termasuk diantaraya dua anak perempuan berusia tiga tahun dan sembilan bulan. Mereka terjebak di bawah reruntuhan pusat berbelanjaan kota Manta.

Di tempat lain, upacara pemakaman dilakukan di Portoviejo dan Pedernales, dua kota terimbas paling parah. Pedernales paling dekat dengan pusat gempa. Wali Kota Gabriel Alcivar mengatakan 400 orang dikhawatirkan tewas.

"Pedernales hancur, gedung-gedung runtuh, khususnya hotel yang didiami para wisatawan. Banyak sekali jenazah," kata dia pada media lokal, dilansir BBC.

Alcivar mengatakan otoritas berusaha sebaik-baiknya. Di Portoviejo, tim penyelamat berupaya secepatnya menemukan korban selamat. Ratusan orang terpaksa tidur di luar ruangan sepanjang malam karena khawatir gempa susulan.

Correa optimistis masih banyak korban selamat karena ada tanda-tanda kehidupan dari dalam reruntuhan. "Itu yang akan diprioritaskan," katanya.

Presiden memperingatkan gempa ini akan menghabiskan miliaran dolar. Padahal negara sedang mengalami kemerosotan produksi minyak ditengah harga minyak mentah yang menurun.

 

Baca: Ketika Gamelan Bali Mengalun di Tengah Musim Gugur Melbourne

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement