REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull resmi mengumumkan pemilihan umum federal akan digelar pada 2 Juli mendatang, Ahad (8/5). Ia pun memulai rangkaian kampanyenya menuju hari besar tersebut.
Waktu yang diumumkan Turnbull beberapa bulan lebih awal dari yang sebelumnya direncanakan. Ia akan menghadapi pemimpin oposisi, Bill Shorten dalam pemilihan. Jika posisinya digeser, maka Australia akan memiliki lima pemimpin dalam lima tahun terakhir.
Turnbull adalah pemimpin keempat dalam dua tahun terakhir, menggeser posisi Tony Abbott pada kudeta internal partai, September lalu. Sejumlah isu sensitif yang menjadi ajang perdebatan adalah ekonomi dan migran.
Turnbull mencoba menggadang isu di bidang pasar agrikultur, edukasi dan farmasi Australia di Asia. "Kita hidup di era yang skala dan fase perubahan ekonominya baru dalam sejarah manusia," kata Turnbull.
Beberapa tahun ke depan, Turnbull memprediksi setengah dari kelas menengah di dunia akan berada di Asia. Sehingga ini adalah kesempatan besar bagi Australia.
Pemimpin partai Buruh, Shorten cukup berpeluang untuk menggantikan Turnbull. Mantan pengusaha teknologi dan pengacara kawakan ini memiliki koalisi yang kuat. Ia mencoba menyasar isu-isu ekonomi, termasuk pajak, dikutip dari Reuters.