Rabu 11 May 2016 07:31 WIB

Cerita Anak-Anak Suriah yang Terpaksa Bekerja di Turki

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Anak-anak Suriah
Foto: Reuters
Anak-anak Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Dalam sebuah pabrik tekstil di Istanbul, para pekerja bekerja keras dengan mesin jahit. Para pekerja itu diketahui masih berusia muda.

Melalui rekaman dengan kamera tersembunyi yang dilakukan CBS News, ditemukan sejumlah pabrik menggunakan pekerja anak di Turki. Kebanyakan atau mungkin semuanya merupakan anak-anak dari Suriah.

Beberapa pekerja mengatakan, mereka berusia 11 tahun.  Upah minimum seorang pekerja Turki sebesar 450 dolar AS per bulan. Sementara seorang anak Suriah yang bekerja 12 jam sehari menerima 160 dolar AS.

Sementara di sebuah sekolah untuk anak-anak Suriah di Istanbul, anak laki-laki berusia 10 sampai 12 tahun baru mulai belajar membaca dan menulis.

Pendiri sekolah, Shafik Suleyman mengatakan, ia menawarkan pendidikan gratis untuk mendorong orang tua menyekolahkan anaknya kembali ke kelas. Tapi kadang-kadang itu tidak cukup.

Beberapa orang tua tdak menghasilkan cukup uang untuk memberi makan keluarga mereka. "Tidak, mereka harus, mereka terpaksa mengirim anak-anak mereka bekerja. Mereka tidak punya pilihan," kata Suleyman.

Leyla Akca, psikolog yang memperlakukan pengungsi anak Suriah dan keluarga mereka memberitahu banyak pabrik lebih memilih mempekerjakan anak-anak dibanding orang tua mereka.

"Anda bisa melakukan kerja melampaui batas kepada anak-anak dan mereka tidak akan menjadi oposisi, mereka tidak akan meminta hak-hak mereka. Mereka tidak tau hak-hak mereka. Jadi mereka hanya akan bekerja seperti budak dan lebih mudah untuk menjaga mereka sebagai budak daripada melakukannya kepada orang dewasa," jelas Akca.

Baca juga, Erdogan: Turki Berhak Gelar Operasi Militer di Suriah.

Turki telah menerima sekitar tiga juta pengungsi Suriah dan menghabiskan miliaran dolar untuk melindungi dan memberi mereka makan. Para pengungsi aman di sana. Hanya ada sangat sedikit pekerjaan yang tetap dan tidak banyak harapan untuk membangun masa depan.

Itulah mengapa banyak warga Suriah telah mempertaruhkan hidup mereka dalam perahu reyot untuk mencapai Eropa. Tapi sekarang Uni Eropa berjanji memberi Turki hampir tujuh miliar dolar AS sebagai imbalan bantuan untuk menghentikan para pengungsi.

Tindakan ini telah bekerja. Bagi warga Suriah, pintu ke Eropa telah tertutup. Tapi pabrik-pabrik memangsa mereka untuk keuntungan perusahaan dan ratusan ribu anak-anak Suriah di Turki tumbuh dewasa dengan buta huruf dan tak berdaya untuk mengubah nasib mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement