REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Amerika Serikat hanya menjalankan kebebasan navigasi dan penerbangan saat mengerahkan armada perangnya di dekat terumbu karang yang dipersengketakan di Laut Cina Selatan, Selasa (10/5). AS mengerahkan kapal perusak rudal dalam jarak 22 kilometer dari terumbu Fiery Cross Reef yang diduduki Cina.
Menlu Australia Julie Bishop mengatakan semua negara memiliki hak kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Cina Selatan dan di wilayah lainnya menurut hukum internasional.
"Begitu posisi Australia," kata Menlu Bishop. "Sepengetahuan saya, AS semata-mata menjalankan hak tersebut seperti sebelumnya, dan ini semata-mata operasi rutin."
Dia meminta semua negara terkait menghindari segala bentuk agresi atau ancaman terhadap kapal yang sedang menjalankan kebebasan navigasinya. "Kami tidak memihak atas berbagai klaim kepemilikan teritorial namun kami mendesak semua pihak untuk mematuhi norma-norma internasional," kata Menlu Bishop.
Baca: Cina takkan Gubris Keputusan Mahkamah Arbitrase Soal Laut Cina Selatan
Aksi armada perang AS ini terjadi menjelang keputusan peradilan arbitrasi PBB apakah Cina memiliki hak atas klaim 12 mil laut dan 200 mil zona ekonomi aksklusif diukur dari sekitar terumbu karang yang kini mereka kuasai.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS Bill Urban mengatakan kapal mereka berlayar pada jarak 22 kilometer dari terumbu karang Fiery Cross Reef untuk menantang klaim maritim Cina, Taiwan, dan Vietnam yang bermaksud memperketat pelayaran di Laut Cina Selatan.
Menlu AS John Kerry menepis aksi armada perang AS itu sebagai pesan yang mendahului rencana kunjungan Presiden Obama ke Asia bulan ini. Saat aksi itu terjadi, Cina mengerahkan dua jet tempur mereka untuk mengusir kapal AS bernama USS William P Lawrence.
Kementerian Pertahanan Cina menyatakan juga mengirimkan tiga kapal perang untuk membayangi kapal AS tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang mengatakan kapal perang AS masuk ke wilayah perairan Cina secara ilegal.
Fasilitas yang dibangun Cina di pulau buatan di terumbu karang Fiery Cross Reef termasuk landasan pacu pesawat terbang sepanjang 3.000 meter. AS menuduh Cina akan menggunakan fasilitas ini untuk semakin memaksakan klaim teritorial mereka di wilayah itu.
Cina mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan, namun klaim tersebut berbenturan dengan klaim dari negara lain termasuk Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Brunei.