Jumat 20 May 2016 08:29 WIB

Jurusan Bahasa Indonesia Terancam Dihapus dari Universitas Australia

Mahasiswa internasional di Universitas Canberra (supplied) dam Sedara Peou.  (foto : AustraliaPlus)

Profesor Lindsey mengatakan dia sangat kecewa melihat sedikit sekali pelajar Australia yang mempelajari Bahasa Indonesia sekarang ini. "Kajian Indonesia di Australia cukup kuat pada 1970-an, namun sejak saat itu karena sejumlah alasan terus menurun secara signifikan," katanya.

 

"Tampaknya ada semacam kaitan ironi yang aneh antara fakta kalau selama periode dimana Indonesia semakin membuka diri dan lebih demokratis pasca kejatuhan Soeharto, sebaliknya jumlah pelajar di Australia yang berminat untuk mempelajari tentang Indonesia justru menurun," katanya.

 

"Dan faktanya, lebih banyak siswa kelas 12 yang mempelajari tentang Bahasa Indonesia di seluruh Australia pada 1970-an ketimbang sekarang, dan ini jumlah yang pasti, selain itu fakta lain menunjukan populasi warga Australia ketika itu jauh lebih sedikit,"

 

Profesor Lindsey mengatakan jika kondisi ini terus menurun, Bahasa Indonesia tidak akan menjadi pilihan lagi di Universitas di Australia dalam beberapa dekade mendatang. "Jadi kita melihat jumlah sekolah yang mengajarkan Bahasa Indonesia turun secara dramatis dalam kurun waktu 15 tahun sekali, dan tren ini juga berlangsung di perguruan tinggi meski dengan tingkat yang sedikit lambat," katanya.

 

"Dan cukup banyak juga universitas di Australia yang saat ini telah menutup pengajaran Bahasa Indonesia dan saat ini kita berada pada posisi dimana Jerman lebih banyak memiliki universitas yang mengajarkan Bahasa Indonesia ketimbang Australia.

 

"Australia merupakan satu-satunya negara dengan tradisi Barat di Asia, namun demikian Australia menempati urutan terendah diantara semua negara OECD dalam hal pengusaan keterampilan bahasa kedua. Dan jika kecenderungan ini terus berlanjut kemungkinan kita akan berakhir dengan sedikit sekali pengajar bahasa Asia kecuali hanya bagi anak-anak dari latar belakang Asia atau memiliki konteks Asia."

 

"Sepertinya akibat dari kegagalan dari kebijakan," kata Lindsey.

 

Profesor Lindsey mengatakan dia menyambut baik dimulainya kembali siswa menengah atas yang bepergian ke Indonesia, tetapi ia menyarankan diperlukan langkah-langkah lebih untuk membalikkan penurunan minat terhadap Bahasa Indonesia ini.

 

"Sepertinya semacam kegagalan kebijakan utama yang kita harus miliki di abad Asia, yang terletak di Asia, dan melihat runtuhnya kapasitas melek-Asia di luar orang asal Asia. Demikian adanya, benar atau salah, kita memang menghadapi situasi penurunan keaksaraan Asia baik dari segi bahasa maupun kajian mengenai Asia. Jika itu dipandang sebagai sesuatu yang diperlukan, maka pada akhirnya kita perlu melihat pemerintah menginvestasikan dana lebih banyak untuk memberikan subsidi pengajara bahasa Asia dan studi Asia di sekolah-sekolah," katanya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-05-19/satu-dekade-lagi-jurusan-bahasa-indonesia-terancam-dihapuskan-dari-universitas-di-australia/1581766
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement