Sabtu 21 May 2016 13:12 WIB

Mayat Penumpang Egypt Air Ditemukan

Red: Nur Aini
 Pencarian pesawat penerbangan EgyptAir di laut Mediterania.
Foto: AP /Egyptian Defense Ministry
Pencarian pesawat penerbangan EgyptAir di laut Mediterania.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Mesir mengatakan bahwa angkatan lautnya telah menemukan sisa-sisa jenazah manusia, puing, dan barang bawaan penumpang yang mengambang di Laut Mediterania. Pemerintah memberi konfirmasi pertama bahwa pesawat Egypt Air dengan 66 penumpang itu jatuh ke laut.

Sejumlah laporan yang tidak terkonfirmsi terkait data penerbangan pesawat Airbus yang hilang saat terbang dari Paris menuju Kairo pada Kamis (19/5) pagi itu menunjuk kepada sejumlah masalah yang kemungkinan dihadapi oleh pilotnya sesaat sebelum terjadi kecelakaan. "Pihak angkatan laut Mesir telah dapat mengumpulkan lebih banyak puing dari pesawat, beberapa barang bawaan penumpang, sisa-sisa jenazah manusia dan sejumlah kursi pesawat," Kementerian Penerbangan Sipil mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Presiden Abdel Fattah Al Sisi menyampaikan bela sungkawa kepada para korban. Pihak angkatan laut melakukan pencarian di 290 kilometer ke arah utara Alexandria, bagian selatan dari dimana sinyal pesawat itu hilang pada Kamis pagi.

Tidak ada tanda terkait puing besar pesawat, atau sinyal lokasi dari kotak hitam atau perekam penerbangan yang cenderung memberikan petunjuk terbaik terkait penyebab kecelakaan.

Kepala maskapai Egypt Air, Safwat Moslem mengatakan kepada televisi nasional bahwa pencarian yang dilakukan di radius 40 mil, terletak di wilayah pencarian seluas 5.000 mil persegi, namun mengatakan bahwa luasnya dapat diperluas lagi.

Kantor Luar Angkasa Eropa mengatakan sebuah satelit Eropa melihat adanya bekas minyak sepanjang dua kilometer di Laut Mediterania, sekitar 40 kiometer di bagian tenggara dari lokasi terakhir pesawat itu.

Perdana Menteri Mesir, Sherif Ismail mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan apapun. Menteri Penerbangan mengatakan bahwa sebuah serangan teroris itu lebih cenderung terjadi dibandingkan sebuah kesalahan teknis, namun ia tidak memberikan bukti apapun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement