Rabu 15 Jun 2016 08:21 WIB

ISIS Akui Anggotanya Bunuh Komandan Polisi dan Istrinya

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Gerakan ISIS
Foto: Youtube
Gerakan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS --  Kelompok radikal  ISIS mengklaim anggotanya telah menikam seorang komandan polisi dan istrinya, Selasa (14/6). Pria bernama Larossi Abballa, pelaku pembunuhan, telah berbaiat terhadap kelompok militan tersebut.

Selain menikam hingga tewas dua polisi yang merupakan suami istri, pria berusia 25 itu juga menyandera anak dari pasangan tersebut. Beruntung, ia ditemukan pihak kepolisian dalam keadaan hidup dan tidak terluka.

"Tuhan telah mengirim satu tentara khalifah di dekat Paris untuk menusuk polisi dan istrinya," ujar pernyataan dari ISIS yang disiarkan melalui Radio Albayan seperti dilansir Reuters, Rabu (15/6).

Sebelum peristiwa ini, Abbala juga pernah dihukum terkait dengan tindakan terorisme. Pada 2013 lalu, pria asal Maroko itu disebut membantu merekrut orang-orang masuk dalam kelompok militan di Pakistan.

Saat polisi mengepung pelaku, ia mengatakan ingin membunuh orang-orang yang tidak sejalan dengan ISIS. Ia berjanji untuk setia mengikuti gerakan yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi tersebut.

Baca juga, Polisi Prancis dan Istrinya Tewas Ditikam Anggota ISIS.

Di lokasi kejadian, polisi menemukan sebuah pisau yang berlumuran darah. Selain itu, terdapat daftar yang diduga merupakan target potensial berikutnya dari Abbala dan ISIS, seperti musisi rap, wartawan, dan polisi di negara itu.

Penusukan ini menjadi sebuah aksi militan yang untuk kedua kalinya terjadi di Prancis sejak November lalu. Saat itu, serangan teroris menyasar bar, restoran, ruang konser, dan stadion sepak bola nasional di Paris.

Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan pembunuhan ini merupakan aksi terorisme yang buruk. Ia mengingatkan ancaman terorisme yang datang ke negara itu begitu tinggi.  "Tak dapat disangkal, aksi terorisme terjadi kembali," ujar Hollande.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement