Senin 20 Jun 2016 14:46 WIB

Cameron Bawa-Bawa Nama Turki Jelang Referendum Brexit

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Inggris David Cameron.

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan ia memiliki waktu empat hari untuk terus meyakinkan para pemilih yang masih bingung agar tetap menjaga Inggris bersama Uni Eropa. Ia mendesak para pemilih untuk mempertimbangkan bahaya meninggalkan Uni Eropa.

Berbicara dengan BBC Question Time, Cameron menyampaikan permohonan berapi-apinya pada para pemilih Inggris agar menjadi pejuang dan bukan orang yang mudah menyerah saat berbicara mengenai Uni Eropa.  Cameron juga mendesak para pemilih mendengarkannya dan pada ahli ekonomi mengenai bahaya meninggalkan Uni Eropa.

Menurut Cameron lebih gila lagi, jika ada yang memilih untuk Inggris meninggalkan Uni Eropa hanya karena berpikir Turki akan bergabung dengan blok tersebut. Cameron menegaskan Inggris tak akan mendukung masuknya Turki dalam beberapa tahun atau puluhan tahun ke depan.

Baca juga, Cameron Bahas Referendum Inggris dengan Presiden Uni Eropa.

Waktu kampanye yang semakin pendek menjelang referendum 23 Juni mendatang, Cameron mengakui banyak perdebatan di antara pemilih dan hal itu cukup membingungkan. Untuk itu, menurutnya kampanye yang mendukung Inggris tetap di Uni Eropa harus berbuat lebih banyak meyakinkan para pemilih yang bingung.

"Saya punya empat hari. Saya ingin melakukan yang lebih baik untuk mengatasi argumen ini," ujar Cameron.

Bagi Cameron keputusan Inggris untuk tetap bersama Uni Eropa bukan hanya masalah ekonomi. Tapi lebih jauh apa yang Inggris inginkan setelahnya. Menurutnya selama enam tahun pemerintahannya tak ada masalah dengan bekerja sama bersama sekutu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement