Rabu 29 Jun 2016 19:40 WIB

Label Indonesia Bersaing di Kompetisi Busana Wol Internasional

Para desainer yang masuk nominasi Woolmark Prize 2016 yang mewakili Indonesia di tingkat Asia: Toton Januar (pojok kiri), MajorMinorMaha (3 berderet di tengah), Vinora (dua dari kanan), bersama dengan CEO Femina Group-Svida Alisjahbana, dan Dubes Australia
Foto:

Menurut penuturan Toton Januar dari label ‘Toton’, meski ia beberapa kali membuat koleksi dari bahan wol, mengolah wol menjadi karya busana,sejatinya, begitu menantang.

“Jelas menantang apalagi kalau kita membuat bahan dari nol. Kita harus bisa tahu dari awal sumber benangnya...benang seperti apa yang bisa dipakai mana yang tidak, dimana membelinya dan mengenalkan benang-benang ini ke penenun karena mereka biasanya memakai benang-benang katun atau sutra,” ujar desainer yang sejak awal kemunculannya telah menyasar pasar internasional ini.

Ia mengaku, “Bekerja dengan wol adalah sesuatu yang berbeda ..belum lagi tenggat waktu kompetisi ini sempit sekali, makanya kami kerjakan semaksimal mungkin.”

Tantangan senada juga dirasakan oleh Major Minor Maha. Bagi mereka, membuat karya dari bahan wol adalah soal menggabungkan budaya dan teknologi. Belum lagi memperkenalkan ‘wol merino’ kepada para pihak pendukung produksi.

“Tantangan di lapangan berat sekali karena melibatkan trial and error, karena biasanya menggunakan benang sutra dan katun. Nah begitu kami menggunakan wol, ternyata mesinnya-pun nggak se-begitu mudah menerimanya. Karena kami kan bekerja dengan pengrajin dan pabrik yang profesional, nah mereka semua nggak ada yang punya pengalaman mengelola wol,” ungkap Inneke Margarethe dari Major Minor Maha.

“Jadi kami trial and error(uji coba)-nya cukup lama,” imbuhnya.

Di samping memberi peluang berkembang, masuknya tiga label fashion Indonesia di dalam ajang penghargaan ini memunculkan harapan lain.

“Saya tentu sangat senang karena Indonesia masuk ke ajang ini karena semua tahu ada potensi besar dari Indonesia dan Australia untuk mempererat kerjasama di bidang desain fesyen. Tak hanya saling ekspor tapi bersama-sama mengekspor ke seluruh dunia,” utara Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson.

Dubes Paul mengatakan, kualitas rancangan dan produksi desainer Indonesia selalu mengejutkan. “Saya pikir mereka bisa mengejutkan siapa saja di kompetisi ini,” ujarnya tersenyum.   

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/gaya-hidup-nad-kesehatan/rancang-baju-dari-wol-australia-3-label-indonesia-bersaing/7552060
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement