REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Rodrigo Duterte resmi dilantik menjadi Presiden Filipina, Kamis (30/6). Dalam pidatonya, ia tetap berjanji memberantas narkotika di negara itu.
Pria berusia 71 itu juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat bersama-sama membasmi peredaran obat-obat terlarang. Salah satu cara yang disarankan Duterte adalah dengan membunuh pengedar serta pecandu narkotika.
Setelah pidato dan mengambil sumpah di istana presiden, Duterte melakukan kunjungan ke sebuah area kumuh di Ibu Kota Manila. Di sana, ia menangkap beberapa orang yang diduga sebagai pengedar narkotika.
Duterte mempertontokan terduga pengedar narkotika di hadapan setidaknya 500 orang di kawasan tersebut. Dengan lantang, ia mengatakan mereka adalah orang-orang yang menghancurkan masa depan generasi muda.
"Mereka adalah orang yang akan menghancurkan generasi akan datang. Saya peringatkan Anda jangan pernah terlibat dengan narkotika karena saya akan membunuh kalian, sekalipun Anda polisi," ujar Duterte, dilansir The Guardian, Jumat (1/7).
Ia menegaskan kepada setiap orang yang mengetahui pecandu narkotika untuk tidak segan-segan melakukan tindakan. Ia meminta agar mereka langsung saja dibunuh.
"Jika Anda mengetahui orang yang jadi pecandu narkoba, langsung saja bunuh mereka tanpa perlu menunggu," kata Duterte.
Duterte menjadi sosok yang kontroversial dengan sejumlah visinya yang dinilai memicu kekejaman dalam negara. Ia memperkenalkan kembali hukuman mati di Filipina dan mengizinkan siapa pun membunuh orang yang melakukan tindakan kriminal.
Sejumlah kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) di negara itu juga mengkritik secara tegas langkah yang dilakukan Duterte. Ia dinilai memicu tindakan main hakim sendiri yang pada akhirnya bukanlah menegakkan keadilan, namun hanya menyebarkan rasa takut.
Baca: Boris Johnson Batal Jadi Calon PM Inggris