Kamis 07 Jul 2016 05:47 WIB

'ISIS Memotong Jasad-Jasad Itu dan Mengikatnya di Belakang Kendaraan'

Gerakan ISIS di Suriah
Foto:

Hingga pada satu saat Zurab sadar mimpi buruk yang dialaminya saat ini. ISIS, kata dia, lebih buruk dari pasukan tirani pemerintah.

"Mereka sangat brutal. Membunuh wanita, orang tua yang tak mau menaati mereka. Mereka melecehkan dan memutilasi jasad korbannnya. Mereka memotong jasad itu, mengikatnya di belakang kendaraan dan menyeret bersamanya," kata Zurab.

Ia menambahkan, warga Kristen juga dibunuh. "Saya melihat banyak eksekusi," ujarnya melanjutkan.

Zurab paham, ia harus melarikan diri dari kelompok horor tersebut. Ia pun akhirnya berupaya meraih simpati dari pemimpin ISIS. Zurab pun berhasil dan menjadi pengawal salah satu pemimpin pemberontak Abu Omar al-Shishani.

Amerika Serikat menyebut Shishani sebagai 'menteri perang' ISIS. Pentagon menghargainya hingga 5 juta dolar AS. Pada Maret lalu ia sempat dikabarkan tewas, namun dua bulan kemudian ISIS membantahnya.

Butuh berbulan-bulan bagi Zurab untuk meyakinkan Shishani. Sampai pada waktunya, Zurab meminta izin ke Shishani untuk menengok ibunya. Pemimpin pemberontak itu akhirnya mengizinkan, dan bahkan memberinya uang.

"Ia meminta saya untuk balik lagi," ujarnya.

Ketika Zurab tiba di Ingushetia, ia memilih memilih menyerahkan diri ke otoritas setempat serta mengaku bersalah. Ia mengaku tak pernah membunuh warga sipil.

sumber : RT
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement