Senin 11 Jul 2016 05:30 WIB

Sejarah Hari Ini: Tentara Serbia Kuasai Srebrenica

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Tentara Serbia
Foto:
Obat antiretroviral (ARV) salah satu andalan garis depan dalam pengobatan terhadap HIV/AIDS kini mulai berkurang kemampuannya setelah HIV menunjukkan tanda-tanda mutasi hingga mengalami kekebalan terhadap obat tersebut.

Pada 11 Juli 2000, konferensi AIDS tingkat dunia di Afrika Selatan telah mengumumkan uji coba untuk vaksin HIV baru yang akan dimulai di Inggris. Pejabat Liberal Demokrat Evan Harris akan menjadi salah satu dari 18 sukarelawan sehat yang akan berpartisipasi dalam uji vaksin pertama.

Vaksin telah dikembangkan oleh para peneliti di Oxford dan Nairobi. Jika tes di Oxford sukses, percobaan akan dilakukan di Nairobi pada Oktober di bawah pengawasan Profesor Job Bwayo dan timnya.

Profesor imunologi di Universitas Oxford Andrew McMichael mengatakan ini kesempatan untuk mengembangkan vaksin yang lebih baik dibandingkan dengan kesempatan 50-50. Pihaknya berharap vaksin siap digunakan dalam tujuh sampai 10 tahun.

Saat ini ada 34 juta orang di dunia menderita HIV dan 70 persen dari mereka berada di Afrika.

Ini adalah pertama kalinya vaksin telah didasarkan pada strain HIV di Afrika. Menggunakan DNA dan virus binatang liar mirip dengan yang digunakan untuk memerangi penyakit cacar.

Proyek Oxford-Nairobi adalah salah satu dari 11 kelompok serupa di seluruh dunia yang didanai oleh International AIDS Vaccine Initiative (IAVI). Uji coba dimulai di Oxford pada Agustus 2000.

Pada April 2002 uji coba proyek Oxford-Nairobi diperpanjang dengan 120 relawan di Oxford dan London. Pada Juli 2002 perusahaan farmasi AS VaxGen mengumumkan mungkin mengembangkan vaksin dalam waktu lima tahun dan mulai tahap akhir pengujian pada manusia.

Pada 2001, 15 ribu orang terinfeksi HIV setiap hari di seluruh dunia.

sumber : BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement