Ahad 17 Jul 2016 14:27 WIB

3 Penyebab Gagalnya Kudeta di Turki

Rep: Gita Amanda/ Red: Achmad Syalaby
 Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan mengibarkan bendera nasional mereka berkumpul di Taksim Square di pusat kota Istanbul, Turki, (16/7).
Foto: BBC
Presiden Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah)

Demokrasi telah menggariskan bahwa yang akan menentukan siapa yang keluar sebagai pemimpin di Turki adalah rakyat. Counter Coups mendukung Erdogan bergerak cepat dan massif, dan mereka keluar rumah pada dini hari mengungkapkan dukungan untuk presiden dan partainya.

Militer dikerahkan untuk melakukan pendudukan dan pengamanan di tempat-tempat umum utama seperti Taksim Square, tapi sekarang kehadiran aksi balasan lebih luas dan kuat. Polisi anti huru hara juga telah bergabung dengan para demonstran aksi balasan, menembakkan senjata di udara dan meminta tentara untuk meninggalkan tempat. 

Meski militer menembaki demonstran di Jembatan Bosporus, mereka yang menghasut kudeta jelas malah makin kehilangan dukungan publik. Hal unik, Erdogan meskipun Presiden masih menjadi magnet gerakkan rakyat lawan kudeta di jalanan. 

Militer juga salah kalkulasi saat menduduki tempat strategis. TV nasional dikuasai, namun lupa provider satelitnya ada di tempat lain. Setelah siaran, _blackout!_ Respon cepat kepala cabang AKP Istanbul juga menentukan. Ia pergi ke saluran TV swasta menyerukan warga untuk "menolak kudeta dan menuju ke bandara untuk menyambut kedatangan Erdogan." Laporan terakhir menunjukkan bahwa pemerintah telah direbut kembali kontrol televisi negara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement