Kamis 21 Jul 2016 20:15 WIB

Banjir Cina Hilangkan 75 Orang, Penduduk Waspada Tinggi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Banjir terjadi di underpass di Beijing, Cina akibat hujan lebat dan badai, Rabu, 20 Juli 2016. Hujan lebat melumpuhkan lalu lintas, kereta api dan penerbangan di Beijing.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Banjir terjadi di underpass di Beijing, Cina akibat hujan lebat dan badai, Rabu, 20 Juli 2016. Hujan lebat melumpuhkan lalu lintas, kereta api dan penerbangan di Beijing.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sedikitnya 75 orang tewas dalam banjir terburuk di Cina, Kamis (21/7). Kementerian Sipil mengatakan banjir yang terjadi sejak Senin itu telah menghilangkan sejumlah orang.

Hujan deras di seluruh wilayah yang biasanya kering seperti Beijing itu memaksa ribuan orang mengungsi dari rumah. Ratusan penerbangan dan perjalanan kereta juga dibatalkan karena hujan tidak berhenti.

Sebanyak 75 orang termasuk orang-orang yang hilang dan diperkirakan tewas. Jumlah ini menambah daftar 576 orang yang tewas karena banjir di setengah tahun pertama 2016.

Otoritas telah mengerahkan pasukan dan peralatan berat di sepanjang wilayah. Sungai-sungai Cina di wilayah pusat terancam meluap. Presiden Xi Jinping memperingatkan semua pihak harus bersiap dengan bencana yang akan datang.

Ia mengatakan otoritas yang melakukan kelalaian bisa diseret ke pengadilan. Tindakan darurat seperti memompa air dari Three Gorges Dam di sungai Yangtze telah dilakukan. Pada Rabu, pemerintah kota Beijing mengeluarkan peringatan darurat tertinggi kedua di seluruh negeri.

Tingkat ketinggian air di sejumlah sungai utama Cina juga melebihi level saat banjir 1998. Saat itu, 4.150 orang tewas, sebagian besar dari mereka berada di sepanjang sungai Yangtze.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement