Kamis 10 Aug 2023 05:17 WIB

Cina Peringatkan Wabah Penyakit di Daerah Banjir

Banyak babi dan domba yang tenggelam dikhawatirkan timbulkan penyakit pascabanjir

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Sebanyak 14 orang dilaporkan tewas akibat banjir akhir pekan lalu yang disebabkan Badai Doksuri di Kota Shulan, Cina.
Foto: AP
Sebanyak 14 orang dilaporkan tewas akibat banjir akhir pekan lalu yang disebabkan Badai Doksuri di Kota Shulan, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wilayah Cina Utara memperingatkan kemungkinan munculnya penyakit tanaman dan hewan akan mewabah saat air banjir surut dari daerah pedesaan. Sementara beberapa kota berjuang untuk memulihkan pasokan air minum setelah banjir terburuk dalam enam dekade.

Provinsi Hebei yang berbatasan dengan ibu kota Beijing diguyur hujan dengan intensitas lebih dari satu tahun pada pekan lalu akibat badai setelah Topan Doksuri. Hujan ini memengaruhi tanaman musim gugur dan merusak peralatan pertanian.

Baca Juga

Menteri Pertanian Tang Renjian menyatakan pada Selasa (8/8/2023), otoritas setempat harus meningkatkan langkah-langkah untuk mencegah dan mengendalikan wabah penyakit utama yang disebabkan oleh hewan mati, hama, dan serangga. Peternakan di seluruh Hebei sangat terpengaruh, dengan banyak babi dan domba yang tenggelam dalam banjir dan tanaman hancur.

Genangan air juga harus dikurangi dan air banjir dari lahan tanam dikeringkan untuk meminimalkan kerugian panen. Upaya-upaya itu memastikan bahwa penanaman gandum musim dingin tidak akan terpengaruh.

"Departemen pertanian dan pedesaan di semua tingkatan harus secara akurat menilai situasi bencana petani, membantu petani yang terkena dampak mengatasi kesulitan praktis, dan mencegah kemiskinan atau kembali ke kemiskinan akibat bencana," kata Tang dalam pernyataan yang diposting di situs Kementerian Pertanian.

Kota di Hebei yang terdampak paling parah Zhuozhou, para pekerja dengan pakaian hazmat menyemprotkan desinfektan di area yang dibangun untuk mencegah penyebaran penyakit. Sedangkan pasokan air bersih terputus di beberapa daerah pedesaan dan kota-kota Hebei seperti Shijiazhuang yang menghadapi pipa air dan sumur rusak akibat banjir sehingga berdampak pada puluhan ribu orang.

Kementerian Sumber Daya Air telah mengumumkan tanggap darurat untuk memulihkan pasokan air minum dengan cepat. Lembaga itu menyiapkan titik pasokan dan pengiriman truk air.

Bahkan di Beijing, setidaknya 33 orang meninggal dunia akibat banjir. Sebuah tim yang terdiri atas hampir 600 orang berpacu dengan waktu untuk memulihkan pasokan air di sebuah distrik pedesaan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement