Sabtu 30 Jul 2016 05:35 WIB

Erdogan: Jenderal AS Berada di Pihak Pengkudeta

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan status darurat selama tiga bulan, Rabu (20/7), menyusul kudeta gagal pekan lalu.
Foto:
Fetthullah Gulen

Votel khawatir dengan sejumlah jenderal yang sebelumnya bekerja sama dengan Washington kini di penjara pascakudeta gagal. Kebijakan penangkapan dan pembersihan militer pendukung kudeta bisa berpengaruh terhadap operasi AS di kawasan.

Sebelumnya surat kabar Turki Yeni Safak membuat laporan mengejutkan. Safak menyebut mantan komandan NATO di Afghanistan Jenderal Purnawirawan John F. Campbell menjadi salah satu yang berada di balik kudeta gagal.

"John F. Campbell (59 tahun) adalah salah satu petinggi yang mengorganisasikan dan mengatur tentara saat kudeta gagal di Turki," tulis Safak.

Menurut Yeni Safak, Campbell juga mengatur aliran dana lebih dari 2 miliar dolar AS melalui transaksi di UBA Bank di Nigeria ke personel Turki prokudeta. Ia memanfaatkan jaringan CIA.  Campbell juga melakukan perjalanan rahasia ke Turki sebanyak dua kali sejak Mei untuk membicarakan kudeta.

Secara resmi otoritas Turki menyalahkan pendiri gerakan hizmet Fethullah Gulen sebagai biang kudeta. Turki telah mengirimkan bukti dan dokumen ke AS agar mau mengekstradisi Gulen.

AS mengatakan, ekstradisi hanya bisa dilakukan jika ada bukti kuat Gulen terlibat dalam kudeta. Sementara Gulen membantah keterlibatannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement