Jumat 19 Aug 2016 09:01 WIB

Lima Fakta Olimpiade Jadi Ajang Politik

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Abu Daud, tokoh palestina yang mengaku bertanggung jawab dalam aksi pembunuhan atlet Israel ketika Olimpiade Munich, 1972, berlangsung.
Foto: Paul Hanna/Reuters
Toni Syarifudin pada kualifikasi BMX Olimpiade Rio

5. Rio de Janeiro 2016

Seperti Cina, Brasil berharap membuat Olimpiade sebagai sebuah pernyataan. Sayangnya, ekonomi goyah, kesus korupsi yang sedang berlangsung melibatkan perusahaan minyak negara Petrobas dan kasus yang menyeret Presiden Dilma Roussef membuatnya tidak mungkin.

Meski banyak kekacauan dalam negeri, Rio menjadi tuan rumah yang baik bagi para tamu.

Setiap beberapa tahun, dunia berkumpul dan bersaing di Olimpiade, yang lebih penting, atlet dunia dan penggemar dari hampir setiap bangsa berkumpul untuk bertemu satu sama lain. Semua orang tahu, pertandingan besar sekelas Olimpiade rentan dengan korupsi, biaya tinggi dan infrastruktur yang dipertanyakan nilai jangka panjangnya.

Tapi di era nasionalisme dan meningkatnya xenofobia di seluruh dunia, semangat Olimpiade adalah nyata dan sangat kuat. Dalam hal itu, Rio telah mengesankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement