Selasa 23 Aug 2016 15:09 WIB

Kelompok HAM Palestina Dapat Ancaman Pembunuhan

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
Pembacokan (ilustrasi)
Foto:

Juru bicara kantor perdana menteri Israel tak bersedia menanggapi permintaan Aljazirah untuk mengomentari tuduhan ini. Namun dalam sebuah email singkat juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahason mengatakan, mereka tak akan bereaksi terhadap tuduhan yang tak masuk akal seperti itu.

Al Haq bukan satu-satunya kelompok hak asasi Palestina yang menerima ancaman baru-baru ini. Organisasi yang berbasis di Gaza, Al Mezan, mengatakan dalam sebuah rilis berita bulan ini bahwa para relawan mereka telah menghadapi gerakan intimidasi, pelecehan dan ancaman sejak tahun lalu. Termasuk email mencurigakan dan pesan Facebook, dan panggilan telepon ke para staf dan pendonor.

Koordinator Advokasi Internasional Al Mezan Nurriya Oswald meyatakan, ancaman terhadap organisasinya kian terbuka. Ancaman menurut Oswald bahkan hingga ancaman pembunuhan keluarga.

"Baru-baru ini, kampanye melawan Al Mezan menjadi jauh lebih serius, lebih eksplisit, yang melibatkan ancaman pembunuhan terhadap salah satu anggota staf kami, khususnya, dan ancaman pembunuhan terhadap keluarganya," kata Oswald.

Oswald mengatakan kepada Aljazirah, sebagian besar ancaman yang diterima staf Al Mezan didapat saat mereka bekerja di Eropa. Sementara pelaku belum teridentifikasi, ancaman tampaknya terkait dengan pekerjaan akuntabilitas yang dilakukan Al-Mezan .

Direktur Program di jaringan kebijakan Palestina Al Shabaka, Alaa Tartir, mencatat ancaman tampaknya termotivasi oleh ketakutan Israel terisolasi secara internasional dan diminta bertanggung jawab atas kejahatan terhadap warga Palestina. "Kampanye ini merupakan tindakan ketakutan. Ancaman pembunuhan terhadap individu yang bekerja di ICC meningkat baru-baru ini karena upaya yang lebih nyata (dan) banyak organisasi bekerja sama," kata Tartir.

Sementara itu Israel baru-baru ini mengumumkan pembentukan sebuah badan khusus untuk mengidentifikasi dan mendeportasi aktivis boycott, divestment and sanctions (BDS). Mereka juga meluncurkan kampanye melawan kelompok bantuan internasional yang mereka tuduh mengalihkan dana untuk Hamas di Jalur Gaza.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement