Ahad 04 Sep 2016 18:57 WIB

Virus Zika di Singapura Berbeda dengan Virus Zika Brasil

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Karta Raharja Ucu
wisatawan  berjalan melewati thermal scanner sebagai upaya antisipasi penyebaran virus Zika di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Jumat, (2/9).
Foto: AP / Tatan Syuflana
wisatawan berjalan melewati thermal scanner sebagai upaya antisipasi penyebaran virus Zika di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Jumat, (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura melaporkan 215 kasus infeksi zika hingga Sabtu (3/9). Para peneliti mengatakan strain virus zika yang berkembang di Singapura berasal dari Asia, bukan Brasil.

Pernyataan bersama Kementerian Kesehatan dan National Environment Agency mengatakan 26 kasus baru dilaporkan pada Sabtu. Sebanyak 24 kasus terkait dengan penularan di distrik Aljunied, tempat kasus penularan lokal pertama dilaporkan.

Pernyataan tidak menyebut asal dua kasus sisanya. Para ilmuwan telah melakukan penelitian terhadap virus. Sepekan setelah kasus pertama di Singapura, peneliti lokal mengatakan telah menyelesaikan pengurutan DNA virus.

"Analisis DNA menunjukan virus itu berasal dari Asia dan tampaknya merupakan hasil evolusi dari strain yang sudah menyebar di Asia Tenggara," menurut pernyataan dikutip ABC. Lebih lanjut pernyataan menyebut dua virus yang diambil dari dua pasien tidak berasal dari Amerika Selatan.

Virus zika yang dibawa nyamuk Aedes telah terdeteksi di 67 negara dan teritorial. Brasil menjadi negara paling parah penyebarannya. Virus menimbulkan gejala seperti demam dan ruam kemerahan. Penularan paling mengkhawatirkan jika terjadi pada ibu hamil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement