Kamis 08 Sep 2016 09:01 WIB

Malaysia Konfirmasi Pasien Ibu Hamil Pertama Terinfeksi Zika

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
Wanita hamil paling rentan bila terinfeksi virus zika.
Foto: Reuters
Wanita hamil paling rentan bila terinfeksi virus zika.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia melaporkan kasus pertama zika yang terjadi pada seorang ibu hamil di negara itu. Kasus ini juga sekaligus menjadi yang ke-3 terjadi di salah satau negara di Asia Tenggara tersebut.

Pasien terbaru yang dinyatakan terinfeksi zika di Malaysia adalah perempuan berusia 27 tahun. Ia tinggal di Johor Selatan, wilayah perbatasan negara dengan Singapura.

Ibu hamil yang terinfeksi zika dapat melahirkan bayi dengan kondisi kepala kecil atau dikenal dengan istilah mikrosefalia. Selain itu, kemungkinan besar terdapat cacat otak.

"Ibu hamil yang dinyatakan positif terjangkit zika sedang mengandung sekitar tiga atau empat bulan. Ini adalah kehamilan pertamanya,"  ujar pernyataan dari Menteri Kesehatan Malaysia, S Subramaniam, dilansir The Guardian, Kamis (8/9).

(baca: Pasutri Buka Rumahnya untuk Ibu Hamil Terdampak Zika)

Pekan lalu, Malaysia melaporkan kasus pertama zika yang terjadi di negara itu. Diyakini, salah satu pasien terjangkit virus dari nyamuk lokal. Sementara, dalam kasus ketiga yang menyerang ibu hamil, diduga terkena dari Singapura.

Subramaniam mengatakan hingga kini belum ada penjelasan khusus mengapa ibu hampil itu dapat tertular zika. Namun, enam bulan ia pernah mengunjungi Singapura dan bersama dengan suaminya juga sering melakukan perjalanan ke beberapa wilayah negara bagian di Malaysia.

"Pihak berwenang kini juga telah memeriksa area di sekitar rumah pasien terbaru dan beberapa tempat lainnya untuk mencoba mengendalikan penyebaran dengan cara membunuh nyamuk-nyamuk," jelas Subramaniam.

Zika di Asia Tenggara terjadi pertama kali di Singapura pada awal bulan ini. Jumlah kasus yang ada di negara tetangga Indonesia itu telah mencapai 275, termasuk diantaranya dua ibu hamil. Ada kemungkinan, virus ini akan menyebar lebih lanjut di kawasan Asia Tenggara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement