Kamis 08 Sep 2016 20:54 WIB

Penjual Daging Halal New South Wales Merasa Terancam

Tanda halal untuk penjualan daging halal di Coffs Harbour.
Foto: abc
Tanda halal untuk penjualan daging halal di Coffs Harbour.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Tukang daging di kawasan Coffs Harbour, New South Wales, Australia mengaku kepada ABC mereka kehilangan pelanggan dan mendapat cemoohan karena menjual daging halal. Beberapa tukang daging mengatakan mereka tidak lagi menyebutkan halal untuk daging jualannya, meski mereka menjualnya.

Seorang tukang daging di Coffs Harbour, yang identitasnya tidak disebutkan, terpaksa menurunkan tanda 'Halal' setelah lebih dari satu pelanggannya memakinya dengan kata-kata kasar.

"Saya terkejut dengan sikap orang-orang yang berpikiran sempit kepada mereka yang baru saja mencoba membuat kehidupan baru di Australia. Saya merasa tidak ada artinya jika tetap memasang tanda halal [dan] benar-benar berpikir seseorang mungkin akan melempari jendela tokoku dengan batu bata. Tapi saya akan terus menjual daging halal, yang bersumber dari pemasok di (wilayah) Casino," katanya.

'Kawasan Penyambut Pengungsi'

Advokat yang menangani pengungsi, Peter Hemphill mengatakan Coffs Harbour adalah tempat tinggal bagi segelintir warga Muslim. "Kebanyakan dari mereka adalah pengungsi perempuan dari Afghanistan dengan anak-anaknya yang dibawa ke Australia dengan alasan kemanusiaan. Kebutuhan mereka sederhana, dan karena mereka beradaptasi dengan cara kita, mereka jaga kebiasaan dari tanah kelahiran mereka yang hilang," kata Hemphill.

"Mereka ingin mempersiapkan dan makan makanan dengan cara tradisional [dan] ini termasuk daging dari hewan yang disembelih sesuai dengan agama mereka, yaitu halal," katanya.

Hemphill mengaku sedih atas ketakutan dan ketidaktahuan warga di daerah itu.

"Kami memiliki warga dari berbagai kawasan dunia yang telah dipaksa untuk pergi (dari negaranya) dan mereka tinggal bersama kita sekarang. Kita memberikan keamanan, perlindungan. Hal seperti ini memberikan sentilan kepada etos kemanusiaan," katanya.

Pejabat lokal Pemkot Coffs Harbour dan calon wali kota Sally Townley mengatakan kota ini sangat menyambut pengungsi.

"Saya ingin menganggap kami benar-benar meurpakan 'Kawasan Penyambut Pengungsi', bukan hanya nama tapi dalam tindakan juga. Coffs Harbour adalah daerah yang telah dipilih Pemerintah Federal untuk menjadi kota pemukiman bagi kelompok pengungsi yang berbeda. Orang Sudan, beberapa orang dari negara Afrika lain, ada juga populasi Myanmar yang sedang berkembang, juga banyak orang Afghanistan dan beberapa lainnya," kata Dr Townley.

Tidak Masuk Akal

Townley mengatakan tidaklah masuk akal bagi siapa pun untuk menolak tukang daging yang menjual daging halal. "Jika Anda dapat meminta 'skinny', 'caramel', latte, chai dengan susu kedelai (untuk minuman kopi), maka Anda pun dapat meminta daging halal. Ini adalah pilihan pribadi dan saya tidak melihat mengapa hal ini tidak harus tersedia," katanya.

"Saya pikir siapa pun yang telah tinggal di Coffs untuk 10 atau 15 tahun terakhir pasti telah melihat adanya peningkatan multikulturalisme.Ini berubah dari tidak biasa melihat orang-orang Sudan misalnya, sekarang melihat banyak anak-anak di sekolah kami, orang yang bekerja di toko-toko dan orang-orang merintis bisnis," katanya.

"Itu membuat orang menyadari cara hidup kita bukanlah satu-satunya cara untuk hidup. Membuka mata warga dengan fakta dunia di luar sana itu besar, dan bertemu dengan dengan orang yang memiliki pengalaman hidup yang sama sekali berbeda, akan selalu membantu."

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/penjual-daging-halal-merasa-terancam/7826524
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement